Translate

Kenali Penyakit Sesak Akibat asma

Kenali Penyakit Sesak Akibat asma


Penderita Penyakit Asma di Indonesia

Di Indonesia, seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk dan industri, maka asma makin menjadi perhatian, terlebih lagi dengan makin bertambahnya faktor-faktor pemicu. Peningkatan penyakit asma juga berkaitan erat dengan interior rumah, gaya hidup, pola makan, kebiasaan merokok, paparan alergen, serta polusi udara dari industri maupun kendaraan.

Menurut data WHO pada tahun 2011, kematian akibat asma di Indonesia mencapai 14.624 jiwa. Angka ini berarti asma menyebabkan sekitar 1% total kematian di Indonesia. Sekitar 1.1% populasi Indonesia menderita asma. Jadi, walau bisa tergolong penyakit yang jarang, asma tetap perlu diwaspadai agar serangannya terkontrol dan tidak dibiarkan mencapai tahap yang membahayakan nyawa.
Baca juga : Cara dan Langkah Pengobatan Peyakit Asma
Faktor-faktor yang menjadi pemicu umum penyakit asma

Pengertian pemicu di sini adalah segala sesuatu yang dapat mengiritasi saluran napas, yaitu apa pun yangnantinya mengarah kepada munculnya gejala asma. Pemicu umum asma pada tiap penderitanya berbeda-beda.

Ada beberapa hal yang dapat menjadi pemicu umum asma, diantaranya bulu hewan, udara dingin, tungau debu, asap rokok, serbuk sari, infeksi paru-paru, dan olah raga. Beberapa aktivitas tertentu seperti pekerjaan juga dapat memperburuk asma. Hal ini diistilahkan sebagai ‘asma akibat kerja’ atau asma yang berhubungan dengan pekerjaan. Contohnya seperti pekerja bangunan yang terkena asma akibat sering terpapar debu atau pasir.

Sekilas mengenai diagnosis asma

Dokter kemungkinan dapat menyimpulkan diagnosis jika Anda memiliki gejala asma yang khas. Dokter biasanya akan bertanya mengenai kapan dan seberapa sering Anda mengalami gejala tersebut, serta apakah Anda tahu mengenai sesuatu yang mungkin menjadi pemicunya. Dokter biasanya akan melakukan sejumlah tes untuk menguatkan diagnosis.

Asma merupakan penyakit keturunan. Seseorang berpeluang besar terkena asma jika salah satu atau kedua orang tuanya juga menderita asma. Meski begitu, penyebab dasar penyakit ini masih belum sepenuhnya dipahami.

Penyebab Asma

Penyebab pasti asma masih belum diketahui. Namun ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit tersebut, diantaranya:

# Mengidap penyakit bronkiolitis atau infeksi paru-paru saat masih kecil.

# Memiliki riwayat keluarga berpenyakit asma atau alergi lainnya yang berkaitan (dikenal sebagai penyakit atopik) seperti alergimakanan, alergi terhadap serbuk sari dan eksim.

# Terpapar asap rokok saat masih kecil, terutama jika ibu Anda merokok saat hamil.

# Lahir dengan berat badan di bawah normal, yaitu kurang dari dua kilogram.

# Kelahiran prematur, terutama jika membutuhkan ventilator.

# Memiliki masalah kesehatan atopik lainnya seperti alergi makanan.

Faktor-faktor pemicu serangan asma

Ada beberapa pemicu gejala asma, namun pemicu-pemicu tersebut berbeda-beda bagi tiap penderita. Jika sudah mengetahui apa pemicu asma Anda, cobalah untuk menghindarinya. Berikut ini adalah sejumlah pemicu asma:

Alergen, seperti bulu hewan, tungau debu, dan serbuk sari.

Infeksi paru-paru dan saluran napas yang umumnya disebabkan oleh virus flu dan demam.

Obat-obatan seperti obat anti inflamasi non steroid (obat pereda sakit) seperti aspirin dan ibuprofen. Sebagai catatan, aspirin sebaiknya tidak diberikan kepada anak-anak di bawah usia 16 tahun.

Iritasi udara, seperti uap kimia, asap rokok, dan polusi udara.

Faktor cuaca, seperti cuaca dingin, cuaca berangin,  cuaca panas yang didukung kualitas udara yang buruk, cuaca lembab, dan perubahan suhu yang drastis.

Makanan atau minuman yang mengandung sulfit (zat alami yang kadang-kadang digunakan sebagai pengawet makanan) seperti selai, udang, makanan olahan, makanan setengah matang, minuman sari buah kemasan, dan beberapa wine tertentu yang hanya memicu orang-orang yang rentan.

Olahraga (kadang-kadang gejala asma menjadi lebih buruk saat penderitanya melakukan olah raga).

Kondisi dalam ruangan, seperti ruangan yang lembab atau berjamur, bahan lantai, bahan kimia karpet, dan tungau debu.

Faktor-faktor emosi seperti stres atau tertawa.

Alergi makanan tertentu yang disebut juga sebagai reaksi anafilaksis. Contohnya adalah penderita asma yang alergi terhadap kacang-kacangan. Reaksi anafilaksis dapat memicu serangan asma yang lebih buruk pada penderitanya.

Kondisi penderita Saat Terserang Asma

Saat gejala asma muncul (serangan asma), biasanya otot-otot di sekitar saluran pernapasan mengencang. Selain itu ada peningkatan peradangan (pembengkakan) pada lapisan saluran pernapasan dan meningkatnya produksi dahak yang makin menambah penyempitan pada saluran tersebut.

Dengan menyempitnya bagian-bagian dari saluran pernapasan, maka udara akan lebih sulit mengalir sehingga penderitanya makin sulit bernapas. Keadaan ini biasanya disertai dengan munculnya suara mengi, meski tidak semua penderita asma mengalaminya. Bahkan dalam serangan asma yang mengancam jiwa sekali pun, bisa saja suara mengi tersebut tidak ada.

Serangan asma tidak mengenal waktu dan bisa terjadi kapan saja. Namun sebelum itu terjadi, biasanya ada tanda-tanda peringatan beberapa hari sebelumnya. Tanda peringatan tersebut termasuk gejala yang memburuk (terutama di malam hari) dan penderita yang terus-menerus harus menggunakan inhaler (obat hirup untuk asma) pereda.

Segera hubungi 118 untuk meminta bantuan ambulans jika Anda mengalami atau Anda melihat orang lain mengalami serangan asma buruk sehingga sulit bernapas.

Asma Yang Diakibatkan Oleh Pekerjaan

Jika Anda merasakan bahwa gejala yang Anda alami pulih ketika Anda sedang tidak bekerja atau cuti, kemungkinan Anda mengidap ”asma akibat pekerjaan”. Jenis asma ini dapat didiagnosis jika Anda bekerja pada bidang atau industri yang di dalamnya terdapat risiko tinggi asma, seperti:

#Perawat                     #Penyemprot cat

#Pekerja kimia           #Tukang las

#Pengurus hewan       #Pembuat kue atau roti

#Pekerja kayu            #Pekerja pengolahan makanan

Untuk memudahkan diagnosis asma akibat pekerjaan, biasanya dokter akan meminta Anda melakukan tes aliran ekspirasi puncak (PEFR) dengan menggunakan peak flow meter (PFM), baik di tempat Anda bekerja maupun di luarnya.

Melalui tes ini, dokter bisa melihat apakah Anda terjangkit asma akibat pekerjaan akibat alergi atau sensitif terhadap zat-zat tertentu. Selanjutnya dokter kemungkinan akan merujuk Anda ke dokter spesialis untuk menguatkan hasil diagnosisnya.

Penanggulangan Serangan Asma

Melalui rencana penanganan asma, Anda akan dapat mengetahui gejala awal asma, cara menanggulanginya, dan mengetahui kapan harus memeriksakan diri ke dokter.

Biasanya serangan asma ditangani dengan pemberian obat-obatan pereda sebanyak satu atau beberapa dosis. Jika gejala serangan asma memburuk, Anda mungkin membutuhkan penanganan di rumah sakit. Di rumah sakit, Anda akan diberikan oksigen dan obat pereda asma yang dikombinasikan dengan obat-obatan pencegah agar asma Anda bisa terkendali kembali.

Setelah terjadi serangan asma, rencana penanganan Anda harus ditinjau ulang bersama dokter. Tujuannya adalah agar Anda maupun dokter dapat mengetahui penyebab serangan asma Anda tersebut, serta tidak terulang di masa mendatang.

Terapi-terapi Pelengkap Untuk Mengobati Asma 

Beberapa terapi pelengkap yang disarankan untuk mengobati asma, antara lain:

# Akupunktur                          #Obat tradisional China

#Latihan pernapasan               #Homeopati Suplemen makanan

Kecil kemungkinan dari bentuk penanganan di atas dapat memberikan hasil yang efektif, kecuali latihan pernapasan. Ada bukti yang cukup kuat bahwa latihan pernapasan, seperti yoga, metode Buteyko (teknik mengenai pernapasan dangkal), dan teknik pernapasan yang diajarkan fisioterapis, dapat mengurangi gejala asma serta kebutuhan obat-obatan pereda pada sebagian orang.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kenali Penyakit Sesak Akibat asma"

Post a Comment

Anda Sopan...!, Kami Pun Segan