Translate

Cara dan Langkah Pengobatan Peyakit Asma

Cara dan Langkah Pengobatan Peyakit Asma


Langkah penanganan  Dan Pengobatan Penyakit asma

Untuk obat asma sendiri hingga saat ini belum ditemukan, namun ada sejumlah langkah penanganan yang dapat diterapkan guna membantu mengendalikan asma. Penanganan  tersebut didasarkan pada dua sasaran penting, yaitu meredakan gejalanya dan mencegah terjadinya serangan asma. Kedua sasaran tersebut juga melibatkan kombinasi obat-obatan, identifikasi dan penghindaran diri dari pemicu asma, serta nasihat pola hidup.

Diagnosis Penyakit Asma

Dokter kemungkinan dapat menyimpulkan diagnosis jika Anda memiliki gejala asma yang khas. Dokter biasanya akan bertanya mengenai kapan dan seberapa sering Anda mengalami gejala tersebut, serta apakah Anda tahu mengenai sesuatu yang mungkin menjadi pemicunya. Dokter biasanya akan melakukan sejumlah tes untuk menguatkan diagnosis.

Hidup dengan asma

Jika kebetulan Anda seorang pengidap asma atau orang yang hidup dengan asma, jangan khawatir atau cemas dengan penyakit Anda. Asma merupakan kondisi yang dapat dikendalikan asalkan Anda menerapkan disiplin, baik dalam hal penanganannya, maupun pencegahannya.

Beberapa langkah di bawah ini bisa Anda lakukan untuk mencegah terjadinya serangan asma, diantaranya:

Mengenali dan menghindari pemicu asma.

Mengikuti rencana penanganan asma Anda yang dibuat bersama dokter.

Mengenali serangan asma dan mengobati secepatnya.

Menggunakan obat-obatan asma yang disarankan oleh dokter secara teratur.

Memonitor napas Anda.

Disarankan untuk melakukan vaksinasi influenza dan pneumonia untuk mencegah munculnya komplikasi akibat serangan asma.

Jika penggunaan inhaler pereda reaksi cepat makin meningkat, segera konsultasikan kepada dokter agar rencana penanganan asma Anda disesuaikan kembali.

Gejala Penyakit Asma 

Gejala Penyakit asma berkisar dari yang ringan sampai parah. Gejala asma yang memburuk secara signifikan dikenal sebagai serangan asma. Ada beberapa gejala asma, diantaranya:

# Batuk-batuk yang biasanya terjadi di malam hari dan di awal pagi hari.

# Sulit bernapas yang membuat penderitanya megap-megap.

# Dada yang terasa sesak.

# Mengi, yaitu suara yang dihasilkan ketika udara mengalir melalui saluran napas yang menyempit.

# Serangan asma yang dipicu oleh paparan alergen atau aktivitas fisik.

Penderita bisa saja mengalami salah satu atau lebih dari gejala-gejala tersebut. Gejala yang memburuk di malam hari atau ketika seseorang melakukan aktivitas fisik bisa mengindikasikan bahwa asma yang dideritanya makin parah dan tidak terkontrol. Sebaiknya segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami hal ini.

Serangan asma parah biasanya terjadi secara perlahan-lahan, meski sebagian kecil penderitanya mengalami gejala yang memburuk dengan cepat. Umumnya akan membutuhkan waktu 6-24 jam bagi kondisi asma biasa untuk berkembang menjadi asma parah.

Selain sesak dada, sulit bernapas, dan mengi yang kian memburuk, tanda-tanda lain serangan asma parah adalah adanya penurunan arus puncak ekspirasi, sulit bicara (akibat sulit bernapas), gelisah, bibir dan kuku yang terlihat biru, denyut nadi meningkat, serta inhaler (obat hirup untuk asma) pereda yang tidak mempan lagi dalam mengatasi gejala.

Jangan abaikan jika Anda mengalami tanda-tanda tersebut. Sebaiknya segera periksakan diri Anda ke dokter.

Pengobatan Penyakit Asma

Mengendalikan asma dalam jangka panjang adalah tujuan utama dalam pengobatannya. Tiap penderita asma harus dapat menjalani kehidupan secara utuh tanpa dibatasi oleh penyakitnya tersebut. Bagi sebagian besar penderita, pengobatan yang tersedia terbukti efektif dan memungkinkan mereka terbebas dari gejala asma.

Penanganan Penyakit asma yang baik

Dokter akan menyesuaikan pengobatan dengan gejala asma Anda. Kadang-kadang Anda membutuhkan tingkat pengobatan yang lebih tinggi pada jangka waktu tertentu. Dalam penanganan yang baik, pasien juga diberikan pemeriksaan rutin untuk memastikan asmanya berada dalam kendali dan pengobatannya cocok. Peninjauan ini dilakukan minimal sekali dalam setahun.

Sebagai bagian dari penanganan asma yang baik, penting bagi Anda untuk memastikan bahwa dokter atau apoteker mengajari Anda tentang cara menggunakan inhaler (obat hirup untuk asma) dengan benar.

Rencana penanganan Penyakit asma

Informasi mengenai obat-obatan asma Anda harus disertakan dalam rencana penanganan asma. Rencana penanganan ini juga bisa membantu Anda mengetahui kapan gejala bisa memburuk dan langkah apa yang harus diambil. Anda juga biasanya akan diberikan informasi mengenai apa yang harus dilakukan jika terserang asma.

Setidaknya sekali dalam setahun, rencana penanganan asma tersebut harus Anda tinjau ulang bersama dokter. Bahkan peninjauan secara lebih berkala perlu dilakukan jika gejala asma Anda parah.

Anda mungkin akan disarankan untuk membeli peak flow meter (PFM) atau alat pengukur aliran ekspirasi puncak sebagai bagian dari pengobatan. Dengan cara ini Anda dapat memonitor asma Anda sendiri.

Obat-obatan asma yang disarankan

Mengatasi asma dengan inhaler

Biasanya obat-obatan asma diberikan melalui alat yang disebut inhaler (obat hirup untuk asma). Alat ini dapat mengirimkan obat ke dalam saluran pernapasan secara langsung dengan cara dihirup melalui mulut. Menggunakan obat asma dengan cara dihirup dinilai efektif karena obat tersebut langsung menuju paru-paru. Kendati begitu, tiap inhaler bekerja dengan cara yang berbeda. Biasanya dokter akan mengajari Anda cara menggunakan alat tersebut dan melakukan pemeriksaan setidaknya sekali dalam setahun.

Spacer sebagai pelengkap inhaler

Spacer merupakan wadah yang terbuat dari logam atau plastik, yang dilengkapi dengan corong hisap di salah satu ujungnya, dan lubang di ujung lainnya untuk dipasangkan inhaler. Saat inhaler ditekan, obat akan masuk ke dalam spacer dan dihirup melalui corong spacer itu sendiri. Spacer juga dapat mengurangi risiko sariwan di mulut atau tenggorokan, akibat efek samping dari obat-obatan asma yang dihirup.

Saat ditekan, beberapa inhaler memancarkan aerosol jet. Namun aerosol jet ini kinerjanya bisa lebih baik jika diberikan melalui spacer.Spacer mampu meningkatkan jumlah obat-obatan yang mencapai paru-paru dan mengurangi efek sampingnya. Beberapa orang bahkan merasa lebih mudah memakai spacer ketimbang inhaler saja.Pada kenyataannya karena dapat meningkatkan distribusi obat ke dalam paru-paru, penggunaan spacer sering disarankan, bahkan pada mereka telah berhasil menggunakan inhaler sekali pun.

Inhaler jenis pereda

Sesuai namanya, inhaler pereda digunakan untuk meringankan gejala asma dengan cepat saat serangan sedang berlangsung. Biasanya inhaler ini berisi obat-obatan yang disebut short-acting beta2-agonist atau beta2-agonist yang memiliki reaksi cepat. Obat ini mampu melemaskan otot-otot di sekitar saluran pernapasan yang menyempit. Dengan begitu, saluran pernapasan dapat terbuka lebih lebar dan membuat pengidap asma dapat bernapas kembali dengan lebih mudah. Umumnya inhaler pereda berwarna biru dan diberikan pada tiap pengidap asma.

Contoh obat-obatan pereda adalah terbutaline dan salbutamol. Obat-obatan ini memiliki efek samping yang sedikit dan umumnya aman digunakan jika tidak berlebihan. Namun obat-obatan tersebut biasanya jarang digunakan jika asma sudah terkendali dengan baik. Bagi pengidap asma yang harus menggunakan obat ini sebanyak lebih dari tiga kali dalam seminggu, penanganannya secara keseluruhan perlu ditinjau ulang.

Inhaler jenis pencegah

Selain dapat mencegah terjadinya serangan asma, inhaler pencegah juga dapat mengurangi jumlah peradangan dan “kejang-kejang” yang terjadi di dalam saluran napas. Biasanya Anda harus menggunakan inhaler pencegah tiap hari untuk sementara waktu sebelum merasakan manfaatnya secara utuh.

Anda juga mungkin akan membutuhkan inhaler pereda untuk meredakan gejala saat serangan asma terjadi. Namun jika Anda terus-menerus membutuhkan inhaler pereda tersebut, maka penanganan Anda harus ditinjau ulang secara keseluruhan.

Inhaler pencegah biasanya mengandung obat yang disebut kortikosteroid inhalasi. Merokok adalah hal yang harus dijauhi karena dapat menurunkan kinerja inhaler pencegah.

Contoh obat-obatan pencegah asma diantaranya adalah budesonide, beclometasone, mometasone, dan fluticasone. Biasanya inhaler pencegah berwarna oranye, merah, atau cokelat.

Umumnya pengobatan pencegah disarankan jika Anda:

Mengalami serangan asma lebih dari dua kali dalam seminggu.

Harus menggunakan inhaler pereda lebih dari dua kali dalam seminggu.

Terbangun pada malam hari sekali atau lebih dalam seminggu akibat serangan asma.

Kendati begitu, kadang-kadang kortikosteroid inhalasi dapat menyebabkan terjadinya oral thrushatau infeksi jamur pada dinding mulut. Karena itu tiap selesai menghirup obat ini, pasien disarankan untuk berkumur-kumur dengan air hingga bersih.


Berbagai terapi obatobatan lainnya

Mengatasi asma dengan inhaler pereda reaksi lambat

Jika asma tidak kunjung mereda oleh pengobatan sebelumnya, dokter bisa meningkatkan dosis inhaler pencegah. Jika langkah ini tidak juga dapat mengendalikan gejala asma, biasanya dokter akan memberikan pasien tambahan obat yang disebut long-acting reliever atau obat pereda asma reaksi lambat (long-acting bronchodilator/long-acting beta2-agonist atau LABA).

Alternatif lainnya adalah pasien akan diberikan inhaler kombinasi atau inhaler yang dikombinasikan dengan steroid inhalasi dan bronkodilator reaksi lambat dalam satu perangkat. Khasiatnya sama dengan obat pereda reaksi cepat, hanya saja kinerjanya butuh waktu yang lebih lama dan efeknya bisa bertahan hingga 12 jam. Contoh inhaler pereda reaksi lambat adalah salmeterol dan formoterol.



Selalu kombinasikan inhaler pereda reaksi lambat dengan inhaler pencegah dan jangan pernah menggunakannya sendiri. Penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan inhaler pereda reaksi lambat sendiri dapat meningkatkan risiko serangan asma, bahkan kematian. Contoh kombinasi inhaler adalah Seretide, Symbicort, dan Fostair. Biasanya masing-masing berwarna ungu, merah, dan merah tua.

Efek samping inhaler pereda dan pencegah

Selama penggunaannya tidak melebihi dosis, inhaler pereda merupakan pengobatan yang aman yang tidak memiliki banyak efek samping. Efek samping yang umum dari pengobatan ini diantaranya adalah sakit kepala, kram otot, dan sedikit gemetar pada tangan. Namun gejala-gejala ini biasanya hanya terjadi pada penggunaan inhaler pereda dalam dosis tinggi dan hanya berlangsung selama beberapa menit.

Sedangkan untuk inhaler pencegah, pengobatan ini sangat aman pada dosis reguler, meski pada dosis tinggi dapat menyebabkan beberapa efek samping, terutama dalam penggunaan jangka panjang. Efek samping utama dari inhaler pencegah adalah infeksi jamur di dalam mulut atau tenggorokan yang disebut juga sebagai kandidiasis oral. Suara Anda juga mungkin akan serak. Namun efek samping ini bisa dicegah jika Anda menggunakan spacer. Selain itu, dianjurkan untuk berkumur dengan air bersih setelah menggunakan inhaler pencegah.

Dokter biasanya akan menjelaskan mengenai pengobatan apa yang sesuai dengan asma Anda beserta dengan efek sampingnya, seperti menjelaskan mengenai cara untuk meminimalisasi efek samping tersebut.

Efek samping dari obat-obatan tambahan

Efek samping dari penggunaan inhaler pereda reaksi lambat mungkin sama dengan inhaler pereda reaksi cepat, yaitu sakit kepala, kram otot, dan sedikit gemetar pada tangan. Dokter biasanya akan menjelaskan pada Anda mengenai manfaat dan risiko dari pengobatan tersebut. Biasanya Anda akan dipantau diawal pengobatan dan ditinjau ulang secara rutin. Jika penggunaan inhaler pereda reaksi lambat tidak kunjung meredakan asma Anda, hentikanlah secepatnya.

Pada beberapa orang, tablet theophylline diketahui menyebabkan efek samping, seperti mual, sakit kepalamuntahinsomnia, gangguan perut, dan cepat marah. Namun hal ini biasanya dapat dihindari dengan penyesuaian dosis.



Leukotriene receptor antagonist umumnya tidak menimbulkan efek samping, meski ada sejumlah laporan yang menyebutkan bahwa obat ini bisa menyebabkan penderita asma yang mengonsumsinya mengalami sakit kepala, gangguan perut, dan merasa haus.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Cara dan Langkah Pengobatan Peyakit Asma"

Post a Comment

Anda Sopan...!, Kami Pun Segan