Translate

khotba-Kisah Para Rasul 2: 14-40

Khotba-Kisah Para Rasul 2: 14-40



Oleh : JANWAR GESSENG

Tujuan : Melalui khotbah Petrus pada hari Pentakosta jemaat diajakan untuk melihat diri mereka masing-masing secara pribadi, dan melihat apa yang inginkan Tuhan untuk mereka perbuat. Pendahuluan

Hari ini kita memperingati Hari Pentakosta, yang artinya hari ke lima puluh. Perhitungannya adalah lima puluh hari setelah Paskah. Dalam Perjanjian Lama, sesuai tradisi Yahudi yakni hukum Taurat Musa (Imamat 23), pada hari Pentakosta ini roti-roti yang pertama, yang dibuat dari gandum hasil panen baru, harus dipersembahkan kepada Tuhan sebagai korban. Kemudian harus juga mempersembahkan tujuh ekor domba yang tidak bercacat sebagai korban bakaran wangi-wangian untuk Tuhan, dan ditambah lagi seekor kambing jantan sebagai korban penghapusan dosa. Sedangkan dalam Perjanjian Baru juga disebut sebagai Hari Turunnya Roh Kudus atau hari dimana gereja yang pertama berdiri. Saudara, mulai pasal 1 , dokter Lukas, penulis kitab Kisah Para Rasul, sudah melukiskan suasana akan Roh Kudus. Secara manusia pelayanan Yesus di dunia segera berakhir (lihat Kisah 1:9-11), Ia naik ke Surga; namun ada janji-Nya yakni pencurahan Roh Kudus buat jemaatnya supaya mereka mempunyai kuasa. Ayat 8 "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." Pesan ini boleh kita katakan sebagai bayangan pendahuluan dari pelayanan jemaat yang makin meluas, kalau dahulu pelayanan dan pengabaran Injil hanya di sekitar Yerusalem; sekarang akan diberi kuasa untuk menerobos daerah-daerah baru. Ada misi yang lebih luas yang dibarengi pula dengan kuasa dan kekuatan yang lebih dahsyat.

Jadi melalaui peristiwa Hari Pentakosta ini, telah ada perubahan konsep pelayanan para rasul, dari pelayanan yang "lokal" menjadi " universal". Seperti tadi saya katakan, dari pelayanan yang hanya untuk Yerusalem sekarang masuk Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi. Itulah sebabnya Petrus merasa perlu memperbaiki SDM (Sumber Daya Manusia) yang ada. Pengganti Yudas si penghianat itu harus segera dicari. Perhatikan bahwa tidak disebutkan mereka mencari dana terlebih dahulu, tetapi orangnya yang mau bekerja itu dicari dahulu dan Tuhan pasti akan mencukupkan dananya. Jadi walaupun dananya ada jikalau orangnya tidak ada maka akan sia-sia. Bagi Petrus pekerjaan Tuhan harus berjalan terus pantang mundur, walaupun Yudas Iskariot sudah tiada (Kisah 1: 16-17 ). Ayat 24 mencatat bahwa mereka semua berdoa untuk mencari seseorang penganti posisi Yudas, dan terpilihlah Matias. Luar biasa !!!

Pasal 2 melukiskan mulainya peristiwa Pentakosta itu. Waktu itu mereka semua berkumpul. Lalu muncullah tiga tanda heran perbuatan simbolis, ada tiupan angin kencang yang melambangkan kuasa Roh, lalu api yang menyala-nyala yang kemudian disebut lidah api dan mereka berbahasa lain. Jemaat-jemaat yang hadir dari berbagai daerah, seperti Partia, Media, Elam, Mesopotamia, Yudea, Kapadokia, Pontus dan Asia, juga Frigia, Pamfilia,Mesir dan lain sebagainya yang seluruhnya 15 bangsa dan negeri, dapat mengerti bahasa firman yang disampaikan. Nah peristiwa ini rupanya dipakai oleh orang lain sebagai suatu sindiran bagi para rasul, mereka mengatakan bahwa para rasul itu sedang mabuk anggur. Oleh sebab itu rasul Petrus harus tampil untuk membela diri melalui khotbahnya, itulah ayat-ayat kita yang baca hari ini. Tatkala Petrus selesai berkhotbah, mereka merasa sangat terharu, lalu bertanya kepada Petrus : "Apa yang harus aku perbuat?" Pertanyaan yang sama juga pernah dilontarkan oleh seorang kepala penjara kepada rasul Paulus, tatakala ia putus asa karena pintu penjara yang dijaganya roboh dan dia pikir semua penghuninya sudah melarikan diri. Dalam Kisah Rasul 16:31 rasul Paulus mengatakan "Percayalah akan Tuhan Yesus maka engkau beroleh selamat, engkau beserta isi rumahmu" Pertanyaan yang sama sekarang diajukan oleh orang banyak kepada Petrus, “Apa yang harus aku perbuat Saudara-saudara, saya mencatat ada tiga jawaban penting dari Petrus yang perlu diperhatikan di sini:

Bertobatlah Saudara , apa rahasia pertobatan itu? Saudara mau tahu; dengarkan baik-baik, pasti asyik; pertama "Dicelup.....Diputar .... Dijilat dan rasakan nikmatnya" Saya tidak lagi promosi. Bagi saya "dicelup" ini adalah dibersihkan otaknya melalui firman Tuhan, "diputar" sama dengan diubah konsep lamanya yang keliru itu, "diijilat" untuk merasakan betap nikmatnya suatu pertobatan, walaupun secara perhitungan manusia itu merupakan kerugian dan penderitaan tetapi di dalam Tuhan Yesus semua ini akan menjadi nikmat. Amin. Satu panah penghabisan yang dilepaskan oleh rasul Petrus sangat tepat sasarannya, baik itu dihati maupun pikiran para pendengar firman. Roh Allahlah yang bekerja, sehingga tatkala firman Tuhan sudah disampaikan timbul rasa takut dan penyesalan; lalu terdengarlah teriakan "Apa yang harus kami perbuat? saudara-sauadara?" Sungguh besar hasil pemberitaan Petrus ini, coba bandingkan dengan Yoh 14:12 " Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu." Saudara, bagi orang Yahudi, mereka yang telah menyalibkan Kristus telah tertanam rasa anti pada Kristus, sekarang mereka mau kembali kepada Kristus, kalau itu bukan karena ada perubahan dari hati, maka tidak mungkin. Konsep lama yang mengandung kebencian, hasutan, fitnahan itu tertanam begitu dalam di otak mereka, sekarang harus diubah dengan konsep yang baru. Sehingga dia yang tadinya membenci, dia yang tadinya menghasut, dia yang tadinya memfitnah sekarang harus mencintai Yesus. Tidak gampang bukan!! Petrus mengatakan, “Bertobatlah!” Pertobatan menuju kehidupan adalah merupakan anugerah keselamatan, karena seseorang yang berdosa keluar dari pengertian dosa-dosanya yang sesungguhnya, dan menerima kemurahan Allah di dalam Kristus yang dengan kesedihan dan kebencian yang sungguh terhadap dosanya, telah berpaling darinya kepada Allah, dalam arti yang sepenuhnya, sambil berusaha keras mengikuti ketaatan yang baru.

Pertobatan biasanya meliputi perubahan hati, perubahan pikiran dan perubahan kehendak. Secara prinsip biasanya perubahan ini mencakup empat hal; perubahan pikiran berkenaan dengan Allah, berkenaan dengan diri kita sendiri, berkenaan dengan dosa dan berkenaan dengan kebenaran. Pertobatan ini bukan suatu perubahan secara umum saja, tetapi suatu perubahan yang secara konkrit atau nyata dalam kehidupan sehari-hari. Karena ini merupakan perubahan pikiran atas dosa, dan jangan lupa pertobatan yang sesungguhnya selalu disertai iman kepercayaan. Satu hal yang sangat indah tatkala kita melihat di dalam Kisah Para Rasul, di sini dituliskan bahwa orang-orang yang mendengar Injil itu percaya, kemudian bertobat dan minta dibaptiskan.

 Memang sering diperdebatkan mana yang lebih dahulu "bertobat" atau "Dibaptis". Sebab apa gunanya orang itu dibaptis kalau ternyata belum bertobat? Dan hal ini banyak terjadi di gereja-gereja masa kini. Gereja yang merupakan kumpulan orang-orang berdosa yang diselamatkan; masih terdapat orang-orang yang "belum bertobat". Itulah sebabnya ketika para jemaat itu meresponi khotbah Petrus, maka yang pertama kali diingini oleh Petrus adalah pertobatan. Pertobatan itu sendiri menggambarkan respon perubahan dari dosa kepada Allah. Orang yang sungguh-sungguh bertobat akan senang dan penuh sukacita terlibat dalam pekerjaan Tuhan. Hal ini akan terlihat jelas, bagaimana dengan keterlibatannya dalam pelayanan di gereja? Bagaimana dengan tingkah lakunya di rumah? Bagaimana dengan persembahan yang diberikan buat pekerjaan Tuhan? Bagaiman sikapnya terhadap sesama manusia? Aplikasi Bagaimana dengan kita? Mungkin sudah bertahun-tahun kita berbakti digereja, sudah membaca Alkitab berulang kali, melayani di gereja cukup lama, pengalaman pelayanan anda cukup banyak. Namun maaf saya ingin bertanya pada anda, pernahkah anda setelah selesai kebaktian ini bertanya ‘apa yang harus aku perbuat?’ Jikalau belum pernah, maka bertanyalah sekarang! . Nah jikalau memang anda bertanya pertanyaan itu maka jawabannya adalah bertobatlah! Apakah masih ada musuhmu? Apakah masih ada orang yang pernah anda sakiti? Apakah masih ada dendam di hati anda? Apakah masih ada kebencian anda pada orang lain? Apakah masih ada konsep yang keliru pada orang lain? Apakah masih ada rencanamu untuk membicarakan keburukan orang lain? Apakah engkau selalu senang merugikan orang lain? Lalu sekarang anda mulai bertanya. ‘apa yang harus aku perbuat?’ Bertobatlah. Rubahlah konsep anda yang selama ini keliru. Mau berapa lama lagi anda bertahan dengan kekeliruan itu? Mau berapa lama anda terjerumus dalam dosa?.

Dibaptis dan diampuni Selain bertobat, maka tindakan yang selanjutnya adalah dibaptis dan diampuni. Yang dimaksud baptisan di sini adalah baptisan pertobatan guna pengampunan dosa-dosa, yang dilakukan di dalam nama Yesus Kristus. Nama Yesus Kristus menunjukkan pekerjaan-Nya sebagai Pelepas. Jadi "menginginkan baptisan", adalah sama dengan suatu pengakuan percaya akan Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan. Gambaran pekerjaan Yesus Kristus ini terlihat dalam Roma 6: 3-5 " Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis di dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematianNya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru." Melalui baptisan ini dengan jelas menunjukkan dasar yang atasnya kepercayaan kita akan penyucian dari segala kesalahan atau dosa kita, harus dan dapat berdiri kembali dalam pijakan kebenaran.

1. Memang dalam zaman para rasul kita sering melihat dengan jelas berulang-ulang dituliskan dalam Kisah Para Rasul bahwa orang-orang yang percaya Tuhan Yesus itu kemudian bertobat dan memberi diri dibaptis. Jadi baptisan mereka disertai pertobatan. Dengan baptisan yang disertai pertobatan, maka rasul Petrus mengatakan dosamu diampuni. Sesungguhnya baptisan itu sendiri bukan penentuan seseorang itu selamat atau tidak. Keselamatan seseorang "hanya" dapat diperoleh dengan percaya pada Yesus Kristus serta menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya dengan disetai penyesalan yang mendalam atas dosa-dosa kita. Baptisan itu hanya merupakan pengakuan dan sekaligus peneguhan terhadap kita orang-orang percaya. Sebenarnya baptisan yang benar apabila disertai pertobatan, seperti yang terjadi pada masa itu. Baptisan pada zaman ini sudah luntur maknanya; ada orang yang minta dibaptis oleh pendeta karena sakit keras yang dialaminya.

Ada yang karena terbentur peraturan gereja, karena mau menikah maka mau tidak mau ia harus menjalani baptisan. Boleh dikatakan secara formalitas saja untuk mendapat izin menikah. Pertobatan telah dilupakan, sehingga ada orang yang sehabis menikah tidak lagi ke gereja; atau masih menggandol prilaku lama. Baptisan tanpa disertai pertobatan sama saja dengan mendaftarkan diri ke dalam organisasi dan lembaga sekuler. Atau seperti seseorang yang bergabung dalam partai politik tertentu, tentu masalah pertobatan atau lahir baru setiap anggota tidak perlu dicek. Nah, kalau seandainya ada pengecekan seperti ini maka anda tidak perlu eksodus ke luar negeri, sebab semua yang tergabung dalam partai itu baik-baik. Saudara, baptisan yang disertai pertobatan maka hasilnya adalah pengampunan. Apakah saudara telah memilikinya? Orang yang telah memiliki pengampunan, ciri yang paling khasnya dalam dirinya adalah ada damai sejahtera, tidak ada rasa takut yang mencekam. Dan, dia sendiripun bersedia mengampuni orang lain. Betapa indah dan bahagia, apabila keluarga-keluarga kristen memiliki saling pengampunan, maka gereja juga akan bertambah maju; karena orang-orang di sekitar melihat kita sebagai teladan.

Bayangkan jikalau dalam keluarga itu tidak ada pengampunan, maka akan terjadi perang, perceraian dan penuh kebencian. Dan hal ini sangat mempengaruhi terhadap anak-anak kita. Psikolog kristen Dr James Dobson pernah menceritakan pengalamannya kepada seorang guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) di California tentang pengaruh tragis terhadap generasi muda. Ia begitu kaget terhadap hasil mengarang yang diberikannya kepada murid-muridnya. Ia meminta mereka menulis sebuah kalimat yang dimulai dengan "Andaikan saja”. Ia sebenarnya mengharapkan ada jawaban-jawaban seperti, “Andaikan saja sepeda saja …”, “andaikan saja anjing kecil saya…”, “andaikan saja televisi saya…”, “boneka saya…,” dan yang sejenisnya. Tetapi duapuluh orang dari tigapuluh muridnya itu menjawab mengenai keluarganya yang sudah berantakan. Beberapa diantaranya berbunyi demikian: “Andaikan saja orang tuaku tidak bertengkar, dan andaikan saja ayahku pulang ke rumah”, “Andaikan saja ibu saya tidak mempunyai pacar lagi”, “Andaikan saja saya dapat nilai 100, pasti ayah akan mencintaiku”. “Andaikan aku punya satu ibu dan satu ayah, tetam-temanku pasti tak akan mencemoohkanku, tetapi aku punya tiga ibu dan tiga ayah, dan mereka telah mengobarak-abrik hidupku", “Andaikan saja aku punya senapan super modern, pasti akan ku tembak mereka-mereka yang menghinaku” Saudara, inilah akibatnya jikalau keluarga itu tidak ada pengampunan. Ilustrasi Seorang pangeran dalam lawatannya ke Prancis diajak mengunjungi sebuah penjara pemerintah.

Di situ banyak orang dikurung karena melawan pemerintah. Gubernur memberi kuasa kepada sang pangeran itu untuk membebaskan salah seorang narapidana sebagai suatu kehormatan atas kunjungannya. Sang Pangeran menanyai beberapa orang narapidana, dan kebanyakan dari mereka mengatakan telah menjadi korban tuduhan palsu. Tetapi seorang laki-laki yang telah beruban rambutnya mengakui bahwa ia menerima hukuman yang adil dan bahwa hukuman yang diterimanya memang pantas. Sambil menaruh tangannya pada bahu orang itu, sang pangeran berkata: "Engkaulah orang pilihanku." Dan orang itu, yang dianggap paling jahat di situ, karena mengaku kesalahannya, telah dibebaskan. Aplikasi Saudara, kasih karunia Allah menyelamatkan "orang yang paling berdosa" sekalipun. Paulus dalam suratnya kepada Timotius menegaskan, “tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaranNya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepadaNya dan mendapat hidup yang kekal (1 Tim 1:16). Saudara pengampunan hanya dapat kita miliki jikalau kita mengaku dosa-dosa kita dihadapan Tuhan, Terimalah janji-Nya.

Selain respon orang-orang percaya yang berupa pertobatan dan baptisan, maka ada suatu janji yang merupakan pengharapan. Saya hampir berani pastikan bahwa waktu itu orang-orang yang dibaptiskan oleh Petrus itu tidak pernah diberikan pelajaran Katekisasi atau Surat Baptis. Namun bukan berarti Petrus tidak bisa membedakan mereka walaupun jumlah mereka cukup banyak. Salah satu dasar penilaian Petrus tentunya bukan melihat dari wajah atau harta kekayaan tetapi prilaku dan sikap mereka yang sudah diubahkan, ada buah-buah Roh yang terlihat dipancarkan. Janji yang akan diberikan kepada orang-orang percaya itu adalah menerima karunia-karunia Roh dari Tuhan. Karunia yang diberikan oleh Tuhan bukan bersifat magis, tetapi lebih bersifat intelektual atau masuk akal yang munculnya melalui proses dan tidak sampai membuat kacau. Bukan sesuatu yang aneh-aneh dan muncul mendadak sehingga membuat orang-orang percaya yang baru merasa ketakutan dan meninggalkan gereja. Saudara, Alkitab dalam 2 Tim.1:7 berkata, “Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” Jika kita menerima karunia ini, maka hidup kita akan menjadi berkat bagi jemaat yang lain dan bagi manusia pada umumnya. Aplikasi Apa yang harus aku perbuat? Pertanyaan ini tidak pernah akan berhenti selama anda masih diberikan Tuhan kehidupan. Mari kita mengoreksi kehidupan kita masing-masing! Apakah masih ada yang harus kita bereskan di hadapan Tuhan? Apa yang harus aku perbuat? Satu pertanyaan klasik yang selalu up to date. Mari bangkit dan kerjakan sesuatu buat gereja ini; jangan pernah ada pemikiran yang pesimis tetapi bairlah kita optimis.

 Orang yang optimis jarang merasa terkejut oleh kesulitan dan permasalahan yang timbul. Orang yang optimis selalu gembira bahkan ketika ia tidak pernah merasakan bahagia. Orang yang optimis suka bertukar berita baik, bukan berita buruk. Orang yang optimis akan optimis menerima apa yang tidak bisa diubah serta optimis berusaha merubah apa yang tidak bisa berubah. Orang yang optimis selalu yakin bisa bersatu dalam keberbedaan Orang yang optimis yakin akan perubahan secara pelan dan teratur namun pasti. Apa yang harus aku perbuat? Yang pertama bertobatlah! Yang kedua berilah dirimu dibaptis dan dapatkan pengampunan! Dan yang ketiga terimalah JanjiNya. Suatu Janji yang penuh pengharapan, tidak pernah berubah sekarang dan selama-lamanya. Amin...

Subscribe to receive free email updates: