Translate

Teori Kognitif dan Implementasinya dalam Proses Pembelajaran

Teori Kognitif dan Implementasinya dalam Proses Pembelajaran


Dowload File Microsoft office word 2007, klik dibawah ini

BAB I

PENDAHULUAN

Teori kognitif adalah teori yang mangatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan persepsi dan pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diukur dan diamati. Dalam teori ini lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki oleh orang lain. Teori pembelajaran ini adalah sebuah teori pembelajaran yang cenderung melakukan praktek-praktek yang mengarah pada kualitas intelektual peserta didik. Meskipun teori ini memiliki berbagai kelemahan akantetapi, teori kognitif ini juga memiliki kelebihan yang harus diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu aspek positifnya adalah keceerdasan peserta didik perlu dimulai dari adanya pembentukan intelektual dan mengorganisasian alat-alat kognisi.

Teori Kognitif dan Implementasinya

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sebelum teori kognitif ini muncul ada beberapa teori belajar yang mendahuluinya, salah satunya adalah teori belajar behaviorisme dengan tokohnya B.F. Skinner, Thorndike, Watson dan lain-lain. Namun seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan, teori tersebut mempunyai beberapa kelemahan, karena behaviorisme itu bersifat otomatis-mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon, sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau robot, padahal setiap manusia memiliki kemampuan mengarahkan diri (self-direction) dan pengendalian diri (self control) yang bersifat kognitif, dan karenanya ia bisa menolak respon jika ia tidak menghendaki, misalnya karena lelah atau berlawanan dengan kata hati, dan proses belajar manusia yang dianalogikan dengan perilaku hewan itu sangat sulit diterima, mengingat mencoloknya perbedaan karakter fisik dan psikis antara manusia dan hewan. Oleh sebab itulah para ahli psikologi pendidikan mencoba memecahkan masalah itu dengan teori baru yaitu teori kognitif.

B. RUMUSAN MASALAH

• Apakah pengertian dari teori belajar?

• Bagaimana pandangan teori belajar Kognitif ?

• Bagaimanakah Implikasi teori belajar kognitif dan aplikasi dalam pembelajaran?

C. TUJUAN PENULIS/MANFAAT

• Agar mengerti pengertian teori belajar.

• Memahami pandangan teori belajar kognetif.

• Agar memahami implikasi dari segi penerapan teori belajar kognitif dan aplikasi dalam proses pembalajaran.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar


Pengertian teori belajar merupakan suatu kegiatan seseorang untuk mengubah perilaku mereka. Seluruh kegiatan belajar selalu diikuti oleh perubahan yang meliputi kecakapan, keterampilan dan sikap, pengertian dan harga diri, watak, minat, penyesuaian diri dan lain sebagainya. Perubahan tersebut meliputi perubahan kognitif, perubahan psikomotor, dan perubahan afektif. 

Prinsip-prinsip belajar pada hakekatnya berkaitan dengan potensi yang bersifat manusiawi dan kelakuan. Belajar membutuhkan proses dan tahapan serta kematangan mereka yang belajar. Belajar lebih baik dan efektif jika didorong oleh motivasi, khususnya motivasi dari dalam diri karena akan berbeda dengan belajar karena terpaksa atau memiliki rasa takut.

Di dalam banyak hal belajar adalah proses mencoba dengan kemungkinan untuk keliru dan pembiasaan. Kemampuan belajar seseorang harus bisa diperhitungkan dalam menentukan isi pelajaran. Belajar bisa dilakukan melalui tiga cara yaitu, diajar secara langsung, kontrol, penghayatan, kontak, pengalaman langsung dan dengan pengenalan atau peniruan. Belajar melalui praktik secara langsung akan lebih efektif daripada melakukan hafalan. Pengalaman mempengaruhi kemampuan belajar seseorang. Bahan belajar yang bermakna lebih mudah dan menarik untuk dipelajari dibandingkan bahan yang kurang bermakna. Informasi mengenai kelakuan yang baik, pengetahuan, kesalahan serta keberhasilan belajar akan banyak membantu kelancaran dan semangat belajar siswa. Belajar sedapat mungkin diubah ke dalam bentuk aneka ragam tugas sehingga murid yang belajar bisa melakukan dialog dengan dirinya sendiri.

B. Pandangan Teori Belajar Kognitif

Tidak seperti halnya belajar menurut perspektif behavioris dimana perilaku manusia tunduk pada peneguhan dan hukuman pada perspektif kognitif ternyata ditemui tiap individu justru merencakan respons perilakunya, menggunakan berbagai cara yang bisa membantu dia mengingat serta mengelola pengetahuan secara unik dan lebih berarti. Teori belajar yang berasal dari aliran psikologi kognitif ini menelaah bagaimana orang berpikir, mempelajari konsep dan menyelesaikan masalah. Hal yang menjadi pembahasan sehubungan dengan teori belajar ini adalah tentang jenis pengetahuan dan memori.

1. Jenis Pengetahuan

Menurut pendekatan kognitif yang mutakhir, elemen terpenting dalam proses belajar adalah pengetahuan yang dimiliki oleh tiap individu kepada situasi belajar. Dengan kata lain apa yang telah kita ketahui akan sangat menentukan apa yang akan menjadi perhatian, dipersepsi, dipelajari, diingat ataupun dilupakan. Pengetahuan bukan hanya hasil dari proses belajar sebelumnya, tapi juga akan membimbing proses belajar berikutnya. Perspektif kognitif membagi jenis pengetahuan menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Pengetahuan Deklaratif yaitu pengetahuan yang bisa dideklarasikan biasanya dalam bentuk kata atau singkatnya pengetahuan konseptual. Contoh, pengetahuan tentang fakta (misalnya, bumi berputar mengelilingi matahari dalam kurun waktu tertentu), generalisasi (setiap benda yang di lempar ke angkasa akan jatuh ke bumi karena adanya gaya gravitasi), pengalaman pribadi (apa yang diajarkan oleh guru sains secara menyenangkan) atau aturan (untuk melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan pada pecahan maka pembilang harus disamakan terlebih dahulu).

b. Pengetahuan Prosedural yaitu pengetahuan tentang tahapan yang harus dilakukan misalnya dalam hal pembagian satu bilangan ataupun cara kita mengemudikan sepeda, singkatnya “pengetahuan bagaimana”. Contoh, Menyatakan proses penjumlahan atau pengurangan pada bilangan pecahan menunjukkan pengetahuan deklaratif, namun bila siswa mampu mengerjakan perhitungan tersebut maka dia sudah memiliki pengetahuan prosedural. Guru dan siswa yang mampu menyelesaikan soal melalui rumus tertentu atau menterjemahkan teks bahasa Inggris. Seperti halnya siswa yang mampu berenang dalam satu gaya tertentu, berarti dia sudah menguasai pengetahuan prosedural hal tersebut.

c. Pengetahuan Kondisional, Pengetahuan adalah pengetahuan dalam hal “kapan dan mengapa” pengetahuan deklaratif dan prosedural digunakan. Seperti.siswa harus dapat mengidentifikasi terlebih dahulu persamaan apa yang perlu dipakai (pengetahuan deklaratif) sebelum melakukan proses perhitungan (pengetahuan prosedural). Pengetahuan kondisional ini jadinya merupakan hal yang penting dimiliki siswa, karena menentukan penggunaan konsep dan prosedur yang tepat. Terkadang siswa mengetahui fakta dan dapat melakukan satu prosedur pemecahan masalah tertentu, namun sayangnya mengaplikasikannya pada waktu dan tempat yang kurang tepat.

C. Implikasi Teori Belajar Kognitif dan Aplikasi dalam Pembelajaran

Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah:

• Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.

• Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.

• Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.

• Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.

• Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.


BAB III

PENUTUP

Bahwa guru pengajar harus berusaha mengelola kegiatan belajar aktif bersama muridnya ialah pertama, karena hakekat manusia sebagai pribadi yang dinamis. Alkitab mengemukakan bahwa Tuhan Allah menciptakan manusia sebagai pribadi multidimensi, memiliki roh, hati/jiwa (pikiran, perasaan/emosi, dan kehendak/kemauan), serta fisik (pancaindera) (bd. Kej 2:7; Ibr 4:12; 1 Tes 5:23). Ketika anak didik berkumpul di kelas, berarti guru harus melayaninya dalam kegiatan belajar dengan mengaktifkan pontesi dirinya – pancainderanya, pikiran, perasaan, kemauan bahkan rohnya. Para murid juga harus mengalami kegiatan belajar itu sebagai kelompok (komunitas) umat beriman kepada Tuhan Yesus Kristus. Dimana dua, tiga orang berkumpul, di situ kehadiran Allah sangat nyata (bd Mat 18:19-20). Sikap kesatuan dan persatuan harus ditingkatkan, supaya kegiatan kebersamaan itu bermakna. 

Landasan kedua, Tuhan Yesus sendiri sebagai Guru Agung, mengajari dan melatih murid-murid-Nya dengan kegiatan aktif. Ada banyak kegiatan yang dilakukan Yesus termasuk: memberikan kotbah atau ceramah, mengemukakan perumpamaan, melakukan perbuatan kasih, menyatakan perbuatan kuasa dan mujizat, mengutus murid melakukan tugas tertentu, mendengarkan dan menjawab pertanyaan, bermain-main dengan anak kecil dan memberkati mereka, berdialog dengan tokoh-tokoh agama Yahudi. Yesus mengajar murid-Nya tidak hanya pada satu lokasi seperti di sebuah rumah saja. Ia mengajari mereka ketika di danau, di perahu, di perjalanan, di bukit, di Bait Allah dan di sinagog, atau di tempat orang menderita (kusta, dirasuk setan Gerasa), termasuk di taman Getsemane, di pengadilan Pilatus dan di Golgota. Dia mengajar di malam hari, di pagi, di siang dan sore hari. Dia mengajar secara individual juga secara kelompok kecil, kelompok sedang (tujuhpuluh murid) dan masa besar (4000 dan 5000 orang). Jika demikian, kalau guru pengajar ingin membimbing murid lebih mengenal siapa Yesus Kristus, agar menjadi murid-Nya (bd Mat 28:19-20), maka keteladanan-Nya dalam mengajar harus terus menerus kita renungkan berdasarkan informasi keempat Injil. 



DAFTAR PUSTAKA

Dahar, Ratna Willis. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi PPLPTK.

Degeng, I Nyoman Sudana. 1997. Strategi Pem¬belajaran Mengorganisasi Isi dengan Model Elaborasi. Malang: Penerbit IKIP Malang bekerjasama dengan Biro Pe¬nerbitan Ikatan Profesi Teknologi Pen¬didikan Indonesia-Jakarta.

Degeng, I Nyoman Sudana. 1988. Ilmu Pengajar¬an: Taksonomi Variable. Jakarta: Dep¬dikbud, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi PPLPTK.

Gredler, Margaret & E. Bell. 1986. Learning And Instruction Theory Into Practice. Mc.¬Mi¬lan Publishing Company. Diterjemah¬kan oleh Munandir. 1991. Jakarta: Raja¬wali.

Sujana, Nana & Ahmad Rivai. 1989. Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru.

Syah, Muhibbin. 1996. Psikologi Pendidikan: Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakary

http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/24/teori-belajar-kognitivisme



Subscribe to receive free email updates: