Mengapa Allah disebut sebagai Bapa
Allah sebagai Bapa
Mengapa Allah disebut sebagai Bapa

Mengapa Allah disebut sebagai Bapa
Allah adalah pribadi Yang Maha Esa yang mana Ia berkuasa, berkehendak, mengetahui, hidup, mendengar, melihat dan berfirman. Allah memiliki sifat-sifat yang luar biasa dibanding allah-allah lain (dewa-dewa). Ia Allah yang peduli terhadap ciptaan-Nya, Ia tidak ingin ciptaan tangan-Nya binasa sehingga Ia selalu mencari dan mengingininya.
Sifat-sifat Allah yang dinyatakan kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya ialah mengasihi, dan melindungi dari ancaman sehingga orang percaya tidak perlu cemas dan takut dalam hidup-Nya, dalam menjalani kehidupan ini (Matius 6 :25-34) penyertaan dan pertolongan kepada umat-Nya selalu dinyatakan. Ketika bangsa Israel berada di mesir Allah memperhatikan kesengsaraan mereka sehingga Allah membebaskan mereka di bawah pimpinan Musa menuju tanah kanaan yang telah dijanjikan Allah kepada Abraham menjadi milik keturunannya. Dalam perjalanan mereka Allah menjadi Bapa bagi mereka Allah menyiapkan semua kebutuhan mereka sehingga tidak kekurangan satu pun (Keluaran 3 :17)
Dalam ulangan 32:6 Musa berkata kepada umat Israel di dalam nyanyiannya “Demikianlah engkau mengadakan pembalasan kepada Tuhan hai bangsa yang bebal dan tidak bijaksana? bukankah Ia Bapamu yang menciptakan engkau yang menjadikan dan menegakkan engkau, dalam hal ini Musa mengingatkan kepada Israel bahwa Tuhan Allah adalah Bapanya sebab Tuhan itulah yang telah menciptakan dan menegakkan mereka.
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan sebagai berikut :
a. Bagaimana pandangan Alkitab mengenai Allah sebagai bapa ?
b. Mengapa Allah disebut sebagai Bapa ?
c. Apa saja yang dilakukan Allah sebagai Bapa kepada orang yang percaya kepadanya ?
d. Apa respon orang percaya kepada Allah sebagai Bapa kepadanya.
LANDASAN TEORITIS
Pengertian Allah sebagai Bapa
Banyak orang menyatakan bahwa Allah adalah Tritunggal, dalam arti tiga pribadi namun satu. Sekalipun kata Tritunggal tidak ada didalam Alkitab, tetapi pemahaman sedemikian sepertinya ada. Tetapi kami lebih senang menjelaskan Allah "Tritunggal", menjadi ALLAH ADALAH KELUARGA. Keluarga sejati adalah satu, sekalipun ada bapa, ibu dan anak-anak. Allah adalah keluarga sejati, oleh sebab itu Allah adalah satu. Sekalipun Allah termanifestasi didalam Bapa, Roh dan Anak, namun sesungguhnya Allah adalah satu pribadi
Didalam Efesus pasal 1, Allah sebagai Bapa terlihat berfungsi sebagai pemberi segala berkat rohani didalam sorga ( ayat 3 ), melakukan pemilihan atas kita sebelum dunia dijadikan ( ayat 4 ), menentukan kita untuk menjadi anak-anakNya ( ayat 5 ), melimpahkan kekayaan kasih karuniaNya dalam hal pengampunan dosa kepada kita ( ayat 7-8 ), memiliki rahasia kehendakNya ( the secret of His will ) atau rencana ( ayat 9 ). Sekalipun semuanya ini dijalankan didalam AnakNya serta melalui kuasa RohNya, tetapi kita lihat disini bahwa Bapa merupakan sumber segala sesuatu, Dia yang mempunyai rencana dan Penyebab utama segala sesuatu. Bapa-lah yang menciptakan segala sesuatu melalui AnakNya. Perlu kita pahami dengan baik bahwa. menciptakan bukanlah berarti mengadakan sesuatu dari tidak ada menjadi ada.
Demikianlah Allah sebagai Bapa, telah memperluas DiriNya. Ia adalah sumber segala sesuatu, penyebab segala sesuatu, dan yang memiliki rencana. Dialah yang menyebabkan adanya keluarga jasmani di muka bumi ini, untuk mengekspresikan keluarga sejati yang di sorga. Kalau Bapa yang di sorga memiliki peran dan fungsi sedemikian, bukankah Ia juga menghendaki bapa di muka bumi ini juga memiliki peran dan fungsi yang kurang lebih sama dengan DiriNya. Dengan segala keterbatasan yang ada, diharapkan, bapa jasmani yang dimuka bumi ini dapat "memperluas dirinya" melalui dan didalam anak-anaknya. Bapa jasmani perlu menanamkan tujuan, misi, dan visinya kepada anak-anaknya, agar perjuangan dan pelayanannya dapat diteruskan turun-temurun. Diharapkan bapa jasmani dapat menjadi "sumber" segala sesuatu bagi
Allah adalah Roh dan tidak dapat dijangkau oleh manusia, Ia adalah trasenden yang artinya Ia ada jauh di sana dan juga dekat dengan manusia karena Ia Maha Kuasa.
Dalam perjanjian lama Allah sebagai Bapa adalah Allah yang memperkenalkan diri-Nya kepada bangsa Israel dan nama yang dipakai untuk nama Allah yaitu YHWH. Nama ini disebutkan Allah kepada Musa ketika Musa sedang menggembalakan domba Yitro di gunung Horeb. Nama ini dianggap suci oleh orang Israel jadi Nama Allah tidak boleh disebutkan sembarangan.
Allah sendiri mengatakan kepada Musa, ketika Musa bertanya bagaimana dengan Nama-Nya jikalau orang Israel bertanya siapakah Allah itu? Allah berfirman : “AKU ADALAH AKU” yang artinya Allah adalah Allah yang tidak dapat dijangkau oleh pikiran manusia.
Dalam kitab keluaran 3 : 1 – 4 ; 1 – 7 sangat jelas Allah memperkenalkan diri-Nya kepada Musa Allah adalah Allah nenek moyang Israel dan Allah sebagai Bapa bagi umat-Nya yaitu melepaskan bangsa Israel dari penderitaan yang dialami di Mesir.
Allah sebagai Bapa artinya Allah akan menolong dan melindungi umat-Nya dan tidak akan membiarkan umat-Nya menderita sengsara.
Dalam perjanjian baru Allah sebagai Bapa diperkenalkan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya bahwa : barangsiapa percaya kepada-Ku ia juga percaya kepada Bapa di sorga yang mengutus Aku . dan Yesus mengatakan bahwa janganlah kuatir akan hidupmu bukankah hidup lebih berharga daripada pakaian sebab Bapamu di sorga tahu tentang apa yang engkau butuhkan (Matius 6:32 – 34 ).
Banyak ayat dalam Alkitab yang menunjukkan bahwa Allah adalah Bapa . Yesus beberapa kali mengatakan kepada murid-murid-Nya dan orang-orang yang mengikuti Dia dalam perlayanan-Nya bahwa Allah adalah Bapa-Nya dan juga Bapa orang-orang yang mengikuti Dia, karena melalui Yesus orang-orang percaya layak menyebut Allah sebagai Bapa. seperti yang dikatakan dalam Doa Bapa Kami yang diajarkan Yesus kepada murid-murid-Nya dan dalam pengakuan Imam Rasuli pada poin satu yang berbunyi: Aku percaya kepada Allah Bapa, khalik langit dan bumi. Di sini jelas bahwa Allah adalah Bapa kita orang percaya kepada Yesus Kristus. Yesus sendiri mengatakan dalam Matius 6 : 32b bahwa : akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu . lebih lanjut lagi Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa : “ janganlah gelisah hatimu percayalah kepada Tuhan, percaya jugalah kepada-Ku. Aku berkata kepadamu : barangsiapa percaya kepada-Ku ia akan melakukan pekeerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan , bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kapada Bapa (Yoh 14: 1 – 12).
Bagaimana pandangan Alkitab mengenai Allah ?
Jika memperhatikan dan membaca kitab Injil di situ dijelaskan bahwa Yesus sendiri mengatakan bahwa Allah adalah Bapa dan dalam kitab Ulangan 32:6 Musa menyebutkan bahwa Allah adalah Bapa bangsa Israel yang menciptakan dan menegakkan bangsa Israel. Dalam Mazmur 103:13 dikatakan seperti Bapa sayang anak-anak-Nya demikianlah Tuhan saying kepada orang-orang yang takut akan Dia ini berarti bahwa Allah sangat mengasihi umat-Nya dan tidak pernah meninggalkan ciptaan-Nya dalam sedetik pun. Alkitab dengan tegas mengatakan bahwa Allah yang menciptakan Alam Semesta dan tetap memelihara-Nya serta memenuhi kebutuhan orang-orang yang bersandar kepada-Nya demikianlah Allah menjadi Bapa orang-orang yang percaya kepada-Nya. Kasih kepada orang-orang yang dikasihinya tidak berkesudahan. Allah bukan hanya mengasihi mereka tetapi Allah mencukupkan kebutuhan mereka sehingga tetap hidup dalam berkelimpahan.
Mengapa Allah disebut sebagai Bapa?
Dalam Doa Bapa kami yang diajarkan Yesus Kepada murid-murid-Nya , sangat jelas bahwa ketika kita sudah percaya Yesus sebagai Anak Allah dan juruselamat maka kita layak menjadi Anak Allah , oleh Yesuslah kita bias memanggil Allah sebagai Bapa. Yesuslah yang memperkenalkan Allah kepada murid-murid-Nya . Yesus dengan tegas mengatakan kepada murid-murid-Nya, Aku akan pergi ke rumah Bapa untuk menyediakan tempat bagimu supaya di manapun Aku berada di situ juga kamu berada. Pilipus yang bertanya kepada Yesus : tunjukkanlah Bapa kepada kami supaya kami lihat, tetapi Yesus menjawab : hai pilipus sudah lama kita bersama-sama masakan kamu belum mengenal Bapa, siapa yang sudah melihat Aku, ia telah melihat Bapa (Yoh 14:1-14)
Dalam pengakuan Imam Rasuli disebutkan : Aku percaya kepada Allah yang Mahakuasa di sini jelas bahwa Rasul-rasul menyebutkan Bahwa Allah adalah Bapa yang Mahakuasa yang menguasai segenap alam yang diciptakan-Nya demi kemuliaan-Nya.
Allah adalah Bapa artinya Bapa memelihara segenap hidup kita serta menyediakan segala kebutuhan kita seperti seorang Bapa memelihara Anaknya. Oleh karena itu kita tidak boleh kwatir melainkan kita harus bekerja dengan giat dan yakin akan berkat Allah (Mat 6 : 31 – 34).
Pemazmur berkata : Bapaku Engkau, Allahku dan gunung batu keselamatanku (Maz 89: 27), ini berarti bahwa pemazmur mengakui Allah adalah tempat perlindungan, penyelamat seperti seorang Bapa tidak akan membiarkan anaknya mengalami penderitaan tetapi mengangkatnya, menolongnya dan melindunginya . seorang bapa yang bijaksana adalah bapa yang mengasihi , menolong dan menyiapkan kebutuhan bagi keluarganya supaya tetap aman dan damai.
Apa saja yang dilakukan Allah sebagai Bapa orang percaya kepada-Nya?
Perlu diketahui bahwa sifat-sifat Allah adalah mengasihi, melindungi, menyiapkan kebutuhan, mengabulkan doa umat-Nya . Allah yang Mahakuasa lebih mengetahui apa yang menjadi kebutuhan bagi orang percaya kepada-Nya.
Alkitab banyak mengisahkan bagaimana Allah mengasihi umat-Nya . dalam kitab Keluaran 13 : 21 berbunyi : Tuhan berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang Awan untuk menuntun mereka di jalan dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. Hal ini jelas bahwa Allah sangat peduli terhadap umat-Nya walaupun umat-Nya selalu murtad dan melawan perintah Allah. Yos 1 : 5 – 9 Tuhan berfirman kepada Yosua bahwa Ia tidak akan meninggalkan yosua ke manapun ia pergi. Dalam setiap apa yang dilakukan yosua Tuhan tetap bersamanya. Ini sangat jelas bahwa Allah sangat peduli terhadap orang-orang yang setia percaya kepada-Nya.
Sebagai seorang bapa tentunya tentunya bertanggung jawab terhadap keluarganya dan mencari nafkah bagi keluarganya sebab bapa adalah kepala rumah tangga demikian juga dengan Allah.
Allah sebagai Bapa mengajari anak-anak-Nya untuk taat dan setia kepada-Nya sama seperti bapa mengajari anaknya setia kapada apa yang diperintahkan (Ulangan 8:5) bangsa Israel yang disebut sebagai anak Allah dituntun dan dijaganya dari berbagai tantangan dan peperangan Allah selalu ada ditengah-tengah mereka ketika mereka berperang melawan bangsa lain.
Yesus Kristus sebagai Anak Allah sangat setia kepada Bapa-Nya menjalankan semua perintah yang diberikan bapa-Nya , Yesus rela menderita menanggung siksa dan derita demi keselamatan manusia. Dengan kesetiaan-Nya yang berakhir dikayu salib di kalvari dan kasih Allah kepada-Nya ditunjukkan melalui kebangkitan-Nya membuat Yesus mendapat gelar Anak Allah dan Ia dikaruniai kuasa dari Bapa-Nya dan dalam nama-Nya segala lutut bertekuk menyembah Allah dan segala lidah mengaku Yesus kristus adalah Tuhan dan juruselamat.
Apa respon orang percaya kepada Allah sebagai Bapa ?
Sebagai orang yang sudah ditebus Allah melalui pengorbanan Yesus Kristus maka kita harus bersyukur kepada Allah sebagai Bapa bagi orang percaya melalui Yesus Kristus. Melalui Yesus kita telah ditebus dari dosa sehinggah kita layak disebut sebagai anak-anak Allah.
Sebagai anak tentu kita harus setia dan menghormati bapa yang telah membesarkan dan telah menghidupi kita selama kita hidup. Tanpa kehadiran seorang Bapa di tengah keluarga maka keluarga terasa tidak lengkap. Demikian juga orang percaya harus setia dan hormat kepada Allah yang menebus dan telah memberi hidup dan kehidupan dalam dunia ini.
Orang yang percaya kepada Allah sebagai Bapa, yang telah ditebus dan menjadi anak Allah harus mempersembahkan seluruh hidupnya bagi kemuliaan Tuhan Allah dan harus mencerminkan hidup yang kudus.
Sebagai respon atau jawaban kita orang percaya kepada Allah Bapa yang telah menebus kita adalah :
1. Rajin beribadah
2. Rajin berdoa
3. Rajin membantu orang yang kekurangan
4. Menolong sesama termasuk orang miskin
5. Rajin memberi persembahan
6. Menjaga ciptaan Allah yang telah diberikan kepada kita anak-anak-Nya.
7. Rajin bersekutu memuji Allah dan merenungkan Firman Allah
8. Setia beriman kepada Allah dalam Yesus Kristus.
Allah sebagai Bapa dipandang dari segi penyelamatan dalam Yesus Kristus
Yesus sebagai Anak Allah datang ke dalam untuk menyelamatkan manusia dari kuasa dosa yang berakhir pada kematian dan maut. Dalam injil Matius 20 : 28 berbunyi “ sama seperti Anak manusia dating bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk member nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang .” dari ayat di atas bahwa Allah datang sebagai hamba dalam diri Yesus Kristus untuk menyelamatkan manusia dari kuasa maut. Dengan merendahkan diri sama seperti seorang hamba maka manusia dapat diterima kembali seperti orang yang telah hilang didapat kembali.
Injil Lukas 15 : 11 – 32 menjelaskan bagaimana seorang Bapa yang sangat mengasihi anaknya yang telah memboroskan kekayaan di negeri yang jauh dan setelah menderita anak tersebut kembali kepada bapanya dan menyesali perbuatannya di hadapan bapanya, dan bapanya merasa kasihan dan menerimanya kembali dan memaafkannya. Demikian juga Allah Ia sangat mengasihi kita dan mau menerima kita ketika kita datang bertobat kepadanya.
Perjuangan Yesus sangat berat dalam merebut manusia dari kuasa maut di mana Ia berperang melawan iblis sejak Ia berdoa di taman getsemani, di pengadilan dan di kayu salib dan mati lalu dikuburkan tetapi Yesus membuktikan bahwa Yesus adalah Anak Allah maka Ia bangkit dari orang mati dan membawa kemenangan dan kita telah dimenangkan dari kuasa maut dan kita diterima kembali oleh Allah sebagai Bapa kita seperti yang disampaikan dalam Injil Lukas 15 : 11 – 35 bahwa kita dulunya ketika kita dikuasai dosa.
Barangsiapa memiliki Allah sebagai Bapanya, segala sesuatu bekerja bagi kebaikannya. Barangsiapa yang dikenal oleh Allah, ia akan juga dipimpin-Nya kepada tujuannya, yaitu memiliki gambar Anak-Nya. Sebab memang untuk itulah orang beriman dipanggil dari dunia ini, yaitu untuk dibenarkan dan dipimpin kepada kemuliaan(Roma 8 : 28).
Sifat-sifat Allah sebagai Bapa
Allah sebagai Bapa memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1. Menyiapkan kebutuhan umat-nya
Dalam injil Matius 6 : 1 – 34 dijelaskan bahwa Allah menyiapkan kebutuhan bagi umat-Nya yaitu makanan dan pakaian, jadi umat-Nya tidak perluh takut dan kuatir sedangkan bunga-bunga di padang di beri makanan
2. Menolong umat-Nya bila menghadapi masalah
Dalam Alkitab dijelaskan bahwa Allah melepaskan umat-Nya yang menghadapi masalah seperti seorang janda yang ditagih utangnya dan perempuan sunem (2 Raja-raja 4 : 1 – 37) . Daud yang dikejar-kejar Saul (1 Samuel 18 : 6 – 19; 1-24).
3. Memberi kemengan bagi umat-Nya yang ditindas
Ketika bangsa Israel ditindas di Mesir Allah mendengar keluhan mereka sehingga Allah mengutus Musa untuk membebaskan bangsa Israel dan mereka diberi kemenangan yaitu dibebaskan dari penindasan orang Mesir (Keluaran 3 : 7 – 22).
4. Memberi kekuatan , penghiburan bagi pemberita Injil.
Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya bahwa jangan takut dan gentar memberitakan injil karena Aku akan mengutus kepadamu penghibur untuk menguatkan kamu dan ketahuilah Aku mennyertai kamu sampai akhir Zaman (Matius 28: 20 ; Markus 13 : 10 – 11 ; Yohanes 14 : 16 ).
5. Mengampuni kesalahan umat-Nya
Yesus sangat menekankan mengenai pengampunan bahwa Hendaklah kita sebagai umat Allah harus mengampuni kesalahan orang lain kepada kita, sebab jika kita mengampuni kesalahan orang maka Bapa akan mengampuni kesalahan kita, tetapi jika kita tidak mengampuni kesalahan orang, maka Bapa tidak akan mengampuni kesalahan kita (Matius 6 : 14 – 15 ).
ANALISIS KRITIS
Dari uraian di atas (Bab 2) penulis dapat member analisa bahwa Allah dipandang sebagai Bapa dipandang dari dua sudut pandang yaitu dari segi penciptaan dan karya penyelamatan terhadap ciptaan-Nya yang mana manusia termasuk di dalamnaya.
Allah sebagai Bapa dipandang dari segi penciptaan-Nya
Kita tahu bahwa Allah adalah Mahakuasa Apapun yang Dia kerjakan pasti berhasil. Dengan kemahakuasaan-Nya sehingga langit, bumi dan semua isinya Dia menatanya dengan baik. Penciptaan langit, bumi dan segala isinya menunjukkan bahwa Ia berkuasa dan berhak mengatur ciptaan-Nya. Kemahakuasaan Allah tidak dapat diselami oleh manusia. Allah sebagai Bapa tidak akan membiarkan ciptaan-Nya rusak, Allah akan menjaganya dan tetap memeliharanya.
Allah sebagai Bapa dipandan dari segi penyelamatan terhadap ciptaan-Nya melalui Anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus.
Allah yang penuh kasih tidak akan mungkin membiarkan manusia sebagai ciptaan-Nya , terus berada dalam kuasa dosa maka Allah mengambil inisiatif untuk menyelamatkan umat Manusia dengan mengutus anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus. Ia rela menderita, disiksa dan berakhir di kalvari demi manusia . melalui pengorbanan Yesus Kristus dan kebangkitan-Nya dari orang mati, maka orang-orang yang ditebusnya menjadi ahli waris kerajaan Allah dan mereka layak memanggil Allah sebagai Bapa.
Hanya melalui Yesus Kristus kita dan dapat sampai kepada Allah Bapa karena oleh Dia kita dapat berdamai dengan Allah Bapa dan melalui Yesus Kita memperoleh kasih karunia yaitu hidup yang kekal (Yoh 14 :6). Disini terbukti bahwa Allah sebagai Bapa tetap menjaga Anaknya dan memelihara serta menyelamatkan dari kuasa dosa , sekalipun anak-anak tebusan-Nya selalu murtad.
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas maka saya menarik kesimpulan bahwa
Allah sebagai Bapa adalah Allah yang penuh kasih dan pemurah dan penuh kuasa, karena sifat keilahian-Nya Allah menciptakan Langit, Bumi dan semua isinya termasuk manusia. Dia tidak pernah meninggalkan ciptaan tangan-Nya seperti seorang bapa yang selalu menjaga anaknya.
ALLAH ADALAH KELUARGA. Keluarga sejati adalah satu, sekalipun ada bapa, ibu dan anak-anak. Allah adalah keluarga sejati, oleh sebab itu Allah adalah satu. Sekalipun Allah termanifestasi didalam Bapa, Roh dan Anak, namun sesungguhnya Allah adalah satu pribadi
Allah yang penuh kasih tidak pernah membiarkan Anak-Nya terlantar dan binasa sehingga kita sebagai anak-anak-Nya jatuh kita diangkat dan ketika kita melanggar peraturan Ia menghajar kita. Orang yang dikasihi Allah bila melanggar akan dihajar (Amsal 3:12)
Saran
Sebagai anak Allah yang telah ditebus dan telah diselamatkan kita harus :
1. Selalu bersyukur kepada Allah atas kebaikan-Nya kepada kita
2. Selalu bersekutu dengan Allah melalui Doa
3. Percaya kepada Allah bahwa hanya Dia yang dapat melepaskan kita dari penderitaan.
4. Saling mengasihi sesame manusia, seperti Allah telah mengasihi kita.
5. Rajin membaca dan merenungkan Alkitab sebagai Firman Allah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alkitab, LAI . 1999
2. Niftrik , G. C. Van, Boland, B. J. Dogmatika masakini. Bpk Gunung Mulia, Jakarta : 1987.
3. Hadiwijono,Harun. Iman Kristen. Bpk Gunung mulia, Jakarta : 2005
4. http/Allah Sebagai Bapa.com