Diagnosis Penyakit Asam Urat Oleh Dokter
Bagaimana Diagnosis Penyakit Asam Urat Oleh Dokter
Untuk memastikan apakah Anda menderita penyakit asam urat atau gout, dokter biasanya akan memeriksa keberadaan kristal-kristal natrium urat di dalam sendi-sendi Anda. Sebelum melakukan tes, pertama-tama dokter akan bertanya mengenai riwayat kesehatan serta gejala-gejala yang Anda alami. Berikut ini adalah hal-hal yang biasanya ditanyakan oleh dokter.# Lokasi sendi yang terasa sakit.
# Seberapa cepat gejalanya muncul.
# Seberapa sering Anda mengalami gejala tersebut.
# Apakah Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu.
# Apakah di keluarga Anda ada yang menderita penyakit asam urat.
Selain hal-hal di atas, dokter juga biasanya akan menanyakan mengenai makanan atau minuman yang Anda konsumsi. Misalnya apakah Anda banyak mengonsumsi minuman keras seperti bir dan spirit. Atau apakah Anda banyak mengonsumsi makanan dengan kadar purin tinggi, seperti makanan laut dan daging-dagingan.
Lihat Juga
Mengenal Penyakit Asam Urat Secara Medis
Penanganan Dan Pengobatan Penyakit Asam urat
Diagnosis penyakit asam urat melalui tes lebih lanjut
Nyeri pada sendi belum tentu disebabkan oleh penyakit asam urat. Penyakit ini hanyalah salah satu dari dua ratus lebih bentuk penyakit radang sendi yang berbeda-beda. Artinya banyak penyakit yang dapat menyebabkan rasa sakit, radang, atau pembengkakan pada sendi.Agar diagnosis tepat, dokter biasanya akan melakukan tes atau pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan apakah pasien terkena penyakit asam urat atau kondisi lainnya. Beberapa tes tersebut diantaranya adalah pemeriksaan darah, pemeriksaan cairan sendi, pemindaian dengan menggunakan ultrasound, dan pemeriksaan sinar X.
Diagnosis penyakit asam urat melalui pemeriksaan darah
Untuk mengukur kadar asam urat di dalam darah, dokter biasanya melakukan sebuah tes yang dinamakan serum uric acid test. Tes ini dilakukan pada empat atau enam minggu setelah terjadinya serangan gout. Kenapa harus menunggu selama itu? Jawabannya adalah karena kadar asam urat darah biasanya tidak akan naik ketika serangan masih berlangsung.Namun hasil dari tes ini saja belum cukup meyakinkan untuk menentukan apakah seseorang terkena gout atau tidak. Ada beberapa orang yang tidak mengalami serangan gout, padahal kadar asam uratnya tinggi, namun sebaliknya, beberapa orang lainnya yang memiliki kadar asam urat normal pernah mengalami serangan gout.
Diagnosis penyakit asam urat dengan pemeriksaan cairan sendi
Dokter akan mengambil sampel cairan pada sendi yang mengalami radang, yaitu cairan sinovial. Cairan tersebut diambil menggunakan sebuah jarum dan akan diteliti dengan sebuah mikroskop. Jika pasien memang menderita gout, biasanya kristal-kristal natrium urat hampir selalu terlihat pada sampel cairan sinovialnya.Metode pemeriksaan cairan sendi ini juga membantu dokter memastikan bahwa nyeri pada sendi pasien tidak disebabkan oleh masalah lainnya, seperti infeksi sendi atau septic arthritisdan juga kristal kalsium pirofostat yang menimbulkan radang yang serupa.
Diagnosis penyakit asam urat dengan pemeriksaan sinar X
Pemeriksaan sinar X dipakai oleh dokter sebagai metode eliminasi. Kenapa disebut begitu? Karena pemeriksaan ini biasanya tidak dapat mendeteksi radang akibat serangan penyakit asam urat, namun mampu mendeteksi masalah sendi lainnya, seperti chondrocalcinosis atau penumpukan kristal kalsium pada sendi. Jika masalah sendi lainnya tidak ditemukan pada pasien, maka kesimpulan dokter bisa lebih mengarah pada penyakit asam urat.Diagnosis penyakit asam urat dengan pemindaian ultrasound
Pemindaian ultrasound pada sendi yang mengalami radang kini marak digunakan. Alasannya adalah metode ini dianggap sederhana dan aman untuk mendeteksi keberadaan kristal-kristal natrium urat di dalam tulang rawan sendi atau di bawah kulit yang biasanya tidak akan terlihat melalui pemeriksaan fisik.Pemeriksaan rutin penyakit asam urat
Dokter biasanya akan meminta Anda kembali melanjutkan pemeriksaan kadar asam urat sekitar empat hingga enam minggu setelah serangan gout reda. Dokter juga biasanya akan memberikan resep obat penghilang rasa sakit agar Anda bisa cepat mengantisipasi radang yang kambuh.Meredakan gejala melalui obat-obatan
Obat anti inflamasi non steroid (OAINS) sebagai pereda rasa sakitObat anti inflamasi non steroid (OAINS) merupakan jenis obat pereda sakit yang biasanya disarankan oleh dokter sebagai obat awal untuk menangani gejala gout. Kinerja obat ini mampu meredakan sakit dan peradangan. Beberapa jenis OAINS yang sering digunakan untuk menangani serangan gout adalah etoricoxib,diclofenac, dan naproxen.
Jika OAINS memang telah disarankan dokter untuk Anda, sebaiknya simpan obat tersebut di dekat Anda agar bisa cepat digunakan saat gejala serangan gout mulai muncul. Teruslah mengonsumsi obat ini selama peradangan masih berlangsung hingga dua hari setelah reda.
OAINS biasanya diresepkan dokter bersama dengan obat penghambat pompa proton (proton pump inhibitor/PPI) yang mampu meredakan efek samping dari OAINS seperti pendarahan di lambung, sakit maag, dan gangguan pencernaan.
Namun penggunaan OAINS sebaiknya dihindari oleh mereka yang telah mengalami gangguan perut seperti yang tercantum di atas dan bagi mereka yang fungsi ginjalnya telah menurun. OAINS juga sebaiknya dihindari mereka yang sedang mengonsumsi obat-obatan penurun tekanan darah dan warfarin atau obat pengencer darah.
Colchicine sebagai pilihan alternatif
Jika Anda termasuk orang-orang yang tidak disarankan untuk menggunakan OAINS atau Anda disarankan menggunakannya, namun obat tersebut tidak cukup efektif, Anda bisa dialihkan ke alternatif lainnya, yaitu obat yang disebut cholchicine.Colchicine sebenarnya bukan kategori obat pereda rasa sakit tapi colchicine mampu mengurangi daya kristal-kristal natrium urat dalam menyebabkan peradangan di sekitar lapisan sendi atau sinovium. Dengan berkurangnya daya kristal-kristal tersebut, maka otomatis rasa sakit dari serangan gout juga bisa berkurang.
Sama seperti OAINS, jika colchicine merupakan obat yang diresepkan bagi Anda, simpanlah obat tersebut di rumah agar bisa segera digunakan saat serangan gout muncul.
Meski colchine dapat menjadi obat yang efektif untuk gout, namun obat ini sebaiknya digunakan dalam dosis rendah agar tidak menimbulkan efek samping. Umumnya dokter akan menyarankan pasien mengonsumsi obat ini maksimal dua hingga empat tablet perhari dan bagi Anda sebagai pasien, tentunya penting untuk mengikuti anjuran dokter tersebut.
Efek samping yang biasanya timbul jika kita mengonsumsi colchicine adalah diare, sakit perut, dan mual-mual. Bahkan dalam kasus yang parah, obat ini dapat menyebabkan masalah besar pada usus.
Kortikosteroid untuk mengobati penyakit asam urat parah
Kortikosteroid merupakan sejenis steroid yang kadang-kadang digunakan untuk mengobati penyakit gout yang sudah parah pada pasien yang tidak mempan lagi diobati dengan obat lainnya atau pada pasien yang tidak bisa mengonsumsi OAINS dan colchicine. Beberapa pasien yang biasanya tidak diperbolehkan mengonsumsi kortikosteroid adalah mereka yang menderita gagal jantung, gangguan fungsi hati, dan gangguan fungsi ginjal.
Pemberian kortikosteroid biasanya dengan cara disuntikan ke dalam otot atau langsung ke dalam sendi yang mengalami radang agar rasa sakitnya langsung mereda.
Kortikosteroid umumnya digunakan dalam dosis rendah dalam jangka pendek karena jika digunakan dalam dosis tinggi dalam jangka panjang, akan menimbulkan efek samping seperti:
# Kelemahan otot
# Memar
# Peningkatan kerentanan terhadap infeksi
# Penipisan lapisan kulit
# Pengeroposan tulang atau osteoporosis
# Kenaikan berat badan
Selain efek samping di atas, penggunaan kortikosteroid di luar dosis yang dianjurkan juga dapat memperburuk glaukoma(penyakit mata yang bisa menyebabkan kebutaan jika tidak segera ditangani) dan diabetes.
Mencegah terulangnya serangan penyakit asam urat
Ada dua metode atau cara yang digunakan untuk mencegah serangan penyakit asam urat atau gout di kemudian hari. Pertama adalah menurunkan kadar asam urat melalui obat-obatan dan yang kedua adalah menurunkan kadar asam urat melalui perubahan gaya hidup.Menurunkan kadar asam urat melalui obat-obatan
Penanganan dengan obat-obatan secara jangka panjang direkomendasikan terutama bagi mereka yang:
Sering mengalami serangan gout dan memiliki benjolan kecil di bawah kulit yang disebut tofi.
Memiliki riwayat batu ginjal.
Mengalami penurunan fungsi ginjal.
Terdeteksi mengalami kerusakan sendi, baik akibat gejala yang terkait, maupun kerusakan yang terdeteksi oleh sinar X.
Sekitar empat puluh persen penderita diketahui mengalami kondisi di atas saat penyakit gout mereka pertama kali terdiagnosis. Dan lebih dari delapan puluh persen penderita gout mengalami kondisi tersebut dalam kurun waktu lima tahun. Oleh karena itu penanganan dengan obat-obatan penting bagi hampir seluruh penderita agar penyakit gout mereka tidak makin parah.
Terapi obat-obatan penurun asam urat merupakan istilah yang digunakan untuk penanganan utama penyakit gout. Sesuai namanya, tentu saja tujuan metode ini adalah untuk menurunkan kadar asam urat di bawah batas atau titik jenuh yang dibutuhkan kristal-kristal untuk membentuk diri. Selain mampu mencegah terbentuknya kristal-kristal baru, metode ini juga mampu melarutkan kristal-kristal yang sudah ada. Meski seluruh kristal dalam tubuh pada akhirnya menghilang, Anda disarankan untuk tetap melanjutkan metode ini sebagai bentuk perlindungan.
Sebagian besar penderita gout langsung memulai langkah pengobatan ini setelah mereka terdiagnosis. Mereka ingin mengurangi frekuensi kambuh dan mencegah kerusakan sendi. Sebaiknya tanyakanlah terlebih dahulu kepada dokter mengenai keuntungan dan efek samping yang merugikan dari metode ini. Jika Anda setuju, biasanya pertama kali dokter akan merekomendasikan obat bernama allopurinol.
Allopurinol yang dapat menghambat enzim pengubah purin
Allopurinol membantu menurunkan kadar asam urat dengan cara menghambat enzim yang bertugas mengubah purin menjadi asam urat. Allopurinol sendiri sebenarnya bukan obat penghilang rasa sakit yang efek penggunaannya langsung terasa saat serangan gout terjadi.Allopurinol merupakan tablet diminum sekali dalam sehari. Dosis obat ini harus disesuaikan untuk memastikan tercapainya penurunan kadar asam urat sesuai target, yaitu di bawah 360 umol/L atau 6mg/dl. Dosis allopurinol biasanya akan meningkat tiap tiga hingga empat minggu, tergantung hasil pemeriksaan darah.
Setelah target tersebut tercapai, kristal-kristal dalam tubuh biasanya akan menghilang seluruhnya dalam waktu satu hingga dua tahun ke depan, namun pasien sebaiknya terus mengonsumsi allopurinol seumur hidupnya untuk mencegah datangnya kembali serangan gout.
Untuk menakar dosis yang paling tepat untuk kondisi Anda, dapat memakan waktu yang cukup lama dan Anda mungkin masih membutuhkan beberapa tes darah.
Kadang-kadang serangan gout dapat terjadi ketika Anda pertama kali menggunakan pengobatan dengan allopurinol. Hal tersebut disebabkan oleh larutnya atau mengecilnya kristal-kristal yang ada di tulang rawan sendi akibat kadar asam urat yang berkurang drastis hingga di bawah titik jenuh. Kristal yang mengecil tersebut menjadi lebih mudah meloloskan diri dari tulang rawan ke dalam rongga sendi dan akhirnya membuat lapisan sendi atau sinovium mengalami radang. Namun jangan khawatir, risiko tersebut dapat dikurangi dengan meningkatkan dosis allopurinol secara perlahan-lahan.
Merupakan hal yang wajar jika selama proses pengecilan dan penghilangan tersebut, Anda mengalami beberapa serangan gout. Hal tersebut akan berhenti setelah tubuh Anda benar-benar bersih dari kristal natrium urat. Yang terpenting adalah Anda jangan menyerah menjalani terapi pengobatan ini demi hasil yang maksimal.
Jika terjadi peradangan gout yang hebat ketika Anda sedang menjalani pengobatan dengan allopurinol, usahakan untuk tidak berhenti mengonsumsi obat ini. Dokter bisa meresepkan obat lainnya sebagai tambahan untuk meredakan rasa nyeri.
Meski sebagian besar penderita gout tidak mengalami efek samping saat mengonsumsi allopurinol, namun sepuluh persen dari mereka mengalaminya. Efek samping tersebut biasanya berupa ruam kulit. Kendati efek samping yang muncul terbilang ringan dan hanya sementara, namun Anda dianjurkan untuk menghentikan pengobatan dahulu dan memeriksakan diri kepada dokter karena dikhawatirkan Anda mengalami alergi. Jika pengobatan dengan allopurinol memang harus dihentikan, biasanya dokter akan meresepkan obat pengganti. Selain ruam kulit, efek samping lain dari penggunaan allopurinol adalah diare, sakit kepala, dan gangguan pencernaan.
Untuk alasan kesehatan, dokter biasanya akan melarang pasien gout tertentu untuk menggunakan allopurinol. Contoh pasien gout tertentu yang dimaksud di sini adalah mereka yang sedang mengonsumsi obat-obatan imunosupresan (obat yang sering digunakan untuk membantu tubuh menyesuaikan diri dengan organ cangkokan), dan mereka yang sedang mengonsumsi siklofosfamid (obat yang digunakan untuk mengobati kanker)
Selain kondisi-kondisi medis di atas, dokter juga biasanya akan melarang konsumsi allopurinol pada pasien gout yang menderita gangguan ginjal yang parah. Namun, jika gangguan ginjal tersebut masih tergolong ringan, biasanya dokter akan tetap memberikan obat ini, namun dalam dosis harian serta kenaikan dosis perbulan yang rendah, yaitu sekitar lima puluh miligram.
Terapi obat-obatan lainnya yang kurang umum digunakan
Selain obat-obatan pencegah penyakit gout yang telah disebutkan di atas, ada obat-obatan lainya seperti probenecid, sulphinpyrazone, dan benzbromarone.Meskipun tidak lazim digunakan, ketiga obat ini dapat membantu kinerja ginjal dalam membuang asam urat pada tubuh.
Saat ini probenecid dan sulphinpyrazonejarang digunakan dalam terapi penurunan asam urat karena kurang efektif dan tidak cocok bagi mereka yang tengah menderita sakit ginjal. Berbeda halnya denganbenzbromarone, obat ini cocok bagi penderita ginjal, dan efektif dalam menurunkan asam urat dalam tubuh.
Ketiga obat-obatan yang disebut di atas bukan merupakan obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Selain itu, obat-obatan tersebut biasanya diperuntukkan bagi penderita gout yang tidak bisa mengonsumsi obat lainnya, seperti allopurinol.
0 Response to "Diagnosis Penyakit Asam Urat Oleh Dokter"
Post a Comment
Anda Sopan...!, Kami Pun Segan