Translate

KONSEP PASTORAL KELUARGA DALAM LINGKUP TORAJA


MEMAKNAI RAPUTALLANG SEBAGAI KONSEP PASTORAL KELUARGA  DALAM LINGKUP TORAJA

By. Ayub Alexander
KONSEP PASTORAL KELUARGA  DALAM LINGKUP TORAJA


Pengantar
            Tana Toraja adalah salal satu daerah yang masuk dalam cakupan Sulawesi selatan. Tana Toraja secara geogrofis berada didaerah pegunungan sehingga kehindahaan alam pegunungan tidak lagi dapat dipisahkan. Keindahan pegunungan  yang dimiliki oleh Tana Toraja menghantarkan Tana Toraja dikenal  di seluruh  dunia sebagai salah satu daerah yang memiliki distinasi wisata alam pegunungan yang cukup indah dan menarik untuk dikunjungi, sehingga membuat banyak wisatawaan lokal maupun internasional berbondong bondong untuk meengunjungi dan menikmati keindahan alam Tana Toraja.
 Selain Alamnya Tana Toraja juga terkenal sebagai salah satu daerah di Indonesia  dimana penduduknya hidup dalam  keberagamaan budaya, dari keberagamaan budaya yang di miliki terselip suatu nilai kebudayaan yang dapat mengajarkan kita untuk hidup saling rukun dalam keluarga.
Nilai kebudayaan tersebut ialah Raputallang. Raputallang dalam kalangan masyarakat Toraja dikenal sebagai nilai kebudayaan yang mengajarkan masyarakat Toraja untuk hidup rukun, hidup saling menopang dalam keluarga, sehingga keutuhan satu keluarga dapat terpelihara, sehingga konsep ini bagi penulis sangat baik untuk di kembangkan sebagai salah satu konsep pastoral keluarga, ditengah kehidupan keluarga   yang mengalami permasalahan di tengah-tengah keluarga  yang memerlukan pendampingan pastoral dalam mengatasi problem yang hadir ditengah-tengah keluarga sehingga hidup rukun dalam keluarga dapat terwujud.

Pengertian Pastoral

            Sejak zaman Kristen Protestan kata Pastoral dipakai dalam dua pengertian, yakni pengertian pertama lebih merujuk kepada kata sifat dari pastor itu sendiri, itu terlihat dari tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh seorang pastor yakni melakukan pengembalaana, dan sifat yang kedua kata pastoral lebih merujuk kepada nuansa akademik dimana pastoral dipahami sebagai studi tentang pengembalaan itu sendiri.[1]
  Pada dasarnya Istilah Pastoral  berasal dari kata Pastor  dalam bahasa Latin atau bahasa Yuani disebut Poimen, yang berarti gembala.  Bisa juga disebut Pendeta yang mempunyai tugas menjadi gembala bagi warga gereja atau dombanya. Sedangkan  kata dalam bahasa Inggris yang menujukkan pada konseling adalah consul yang artinya wakil, konsul; counsult yang artinya meminta nasehat dan merunding seseorang. jadi Pastoral Konseling artinya gembala yang memberikan nasihat, penghiburan dan penguatan pastor dan anggota jemaat yang membutuhkan bantuan dan pelayanannya.[2] Sehingga dapat dikatakan bahwa pastoral ialah sebuah kegiatan atau tindakan  pengembalaan yang biasa dilakukan oleh pemimpin jemaat ataupun individu yang bertugas sebagai konselor, dengan tujuan mengarahkan, menuntun dan bahkan membantu orang lain sehingga dapat keluar dari problem kehidupan yang sedang dihadapi.

Pengertian Keluarga

Pada dasarnya, secara umum kata keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: (kula dan warga “kulawarga” yang berarti “anggota” dan “kelom pok kerabat”). Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga inti (”nuclear family”) terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.[3] Jadi dapat dikatakan bahwa keluarga adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sehingga satu kesatuan ini sangat memerlukan kerjasama yang baik dalam hidup bersama.
Selain itu kata keluarga juga coba di definisikan oleh beberapa pihak, diantara lain:
            Menurut Dinas Kesehatan RI, Keluarga adalah  satuan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
            Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara  Keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki,esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya.
            Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sebuah rumpun yang masih memiliki keterikatan satu sama lain, memiliki hubungan darah (Ayah, Ibu dan anak), hidup secara bersama dan memiliki tanggung jawab bersama untuk saling membangun satu dengan lainnya.

FUNGSI KELUARGA

1.      Fungsi Pendidikan
Dalam hal ini keluarga berfungsi untuk mendidik dan menyekolahkan anggota keluarganya guna mempersiapkan anggota keluarga untuk menata hidup yang akan datang.
2.      Fungsi Sosialisasi Anak
Bagaimana keluarga mempersiapkan anak untuk menjadi anggota masyarakat yang baik kedepan.
3.      Fungsi Perlindungan
Bagaimana keluarga melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga merasa terlindungi dan merasa aman.

4.      Fungsi Perasaan
Menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5.      Fungsi Religius   
Memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini.
6.      Fungsi Ekonomis
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.
7.      Fungsi Rekreatif
Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dsb.
8.      Fungsi Biologis
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.
9.      Memberikan kasih sayang, perhatian dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina  pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
Sehingga dapat dikatakan bahwa fungsi keluarga yang saling membangun satu dengan yang lainnnya sangat diperlukan dalam kehidupan berkeluarga dengan tujuan menghindarkan keluarga dalam problem kehidupan yang akan datang menerpa dalam kehidupan yang akan datang.

RAPUTALLANG SEBAGAI KONSEP PASTORAL KELUARGA

Berbicara tentang keluarga, pada hakekatnya fungsi keluarga diharapkan menjadi sebuah wadah terkecil untuk saling membangun satu sama lainnya  yang bersatatus sebagai anggota keluarga, didalam keluarga diharapkan tercipta sebuah harmoni, kedamaian, sehingga fungsi keluarga  bisa benar-benar nampak dalam kehidupan berkeluarga. Tapi pada kenyataannya khususnya dewasa ini fungsi keluarga sangat sulit untuk nampak dalam kehidupan berkeluarga kita, itu disebabkan oleh tidak terciptanya sebuah harmoni, dan kedamaaina dalam keluarga, sehingga tak jarang diantara kita dalam satu keluarga terlihat saling menjatuhkan dan menjelek-jelekkan satu dengan yang lainnya. Dengan keadaan ini terkadang membuat kita gelisa, sehingga dengan kegeliasahaan yang ada membuat kita terkadang  mencari solusi demi membangun kembali hubungan yang baik dalam keluarga. Berangkat dari keprihatianan tersebut, maka penulis menawarkan Raputallang sebagai konsep pastoral keluarga. 
Raputallang merupakan nilai kebudayaan yang di miliki oleh orang Toraja, nilai kebudayaan ini  berangkat daris sebuah  serumpun bambu yang coba diakomodir oleh warga Toraja sebagai sebuah kebudayaan yang memiliki nilai kebersamaan dalam satu komunitas yang disebut sebagai keluarga. Raputallang sangat perlu  diakomodir untuk menjadi sebuah konsep pengembalaan keluarga di tangah-tengah keluarga  yang sedang mengalami problema kehidupan sebab raputallang mengajarkan kepada manusia bagimana pentingnya hidup bersama dalam satu komunitas yang disebut keluarga.
 Raputallang memiliki arti dalam bahasa indonesia serumpun bambu. Raputallang pada dasarnya menggambarkan serumpun keluarga yang hidup bersama dalam sebuah keterikatan antar satu dengan yang lainnya. Pada dasarnya raputallang memiliki sifat yang saling membangun satu sama lain, dimana didalmnya terdapat sifat hidup saling menghargai itu terlihat dari bagaimana sabatang bambu memberikan kesempatan hidup terhadap rumpun bambu yang lainnya, saling menopang satu dengan yang lainnya itu dapat kita lihat dari bagaimana mereka hidup bersama dalam satu komunitas yang disebut serumpun, saling memberikan perlindungan dan rasa aman terhadap satu sama lainnya itu dapat kita lihat dari proses pertumbuhan yang dialami, dalam proses pertumbuhan serumpun bambu terlihat membuka peluang terhadap rumpun bambu yang lain untuk bertumbuh.   

Keluarga merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan oleh apapun, sebab keluarga terbangun dari keterikatan darah dan daging, sehingga keluarga seharusnya menjadikan ikatan darah dan daging ini menjadi sebuah wadah untuk mendapatkan damai sejahtera, bukan saling menghancurkan, membunuh karakter, tempat untuk saling bertengkar dll. 

PENUTUP
            Pada umumnya keluarga adalah sebuah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, sebab keluarga pada hakikatnya terdiri dari hubungan-hubungan dara yang ada, tetapi pada kenyataannya terkadang didalam keluarga sering tercipta konflik yang membuat hubungan diantara angota keluarga menjadi renggang.
Dengan adanya konflik ditengah keluarga terkadang membuat kita untuk berusaha  mencari jalan untuk membuat hubungan ditengah-tengah keluarga menjadi baik kembali.  
Tetapi dengan memahami Konsep Raputallang dengan baik bisa menjadi salah satu jalan untuk kembali membuat hubungan kekeluargaan kita menjadi baik. 




[1] https://id.wikipedia.org/wiki/Teologi_pastoral#cite_ref-Preface_to_Pastoral_Theology_1-0
[2] http://uchelekransy.blogspot.co.id/2013/11/pengertian-pastoral.html
[3] http://citrarhmdn.blogspot.co.id/2014/11/pengertian-bentuk-fungsi-peranan-dan.html


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "KONSEP PASTORAL KELUARGA DALAM LINGKUP TORAJA"

Post a Comment

Anda Sopan...!, Kami Pun Segan