Pandangan Para Ahli Tentang Misi Gereja
Pandangan Para Ahli Tentang Misi
Memperkaya Pemahaman Perutusan Gereja
Teologumenon
Sebagai tesis teologis yang tidak mengikat (secara biblis dan dari segi magisterium), ada beberapa pemahaman para ahli yang akan memperkaya pemahaman kita mengenai misi gereja.
Pandangan Para Ahli Tentang Misi Pemahaman Perutusan Gereja
1. Thomas de Jesus
Seorang teolog dari Spanyol (lahir tahun 1564), beliau seorang Tokoh pembaru dalam Ordo Karmel (1587) dengan ide barunya “hidup dalam pertapaan”, yang kemudian tersebar luas sampai ke-Eropa, dan ia dipanggil ke Roma untuk terlibat dalam urusan misi (1607), dan tetap berkarya dalam ordonya.
Thomas dalam pandangannya terhadap misi dipengaruhi oleh Jose de Acosta, SJ (seorang pelopor yang menyusun misi secara sistematis), namun beliau sendiri memiliki pandangan tersendiri yang lebih praktis dan fundamental, sehingga ia menjadi orang yang sangat berpengaruh dalam pendirian Sacra Congregatio De Propoganda Fide (Kongres Suci Penyegaran Iman).
Sembari melaksanakan tugasnya, ada beberapa bukunya; Jilid I (De Procuranda Salute Omnium Gentium), tentang perlunya misi untuk keselamatan manusia; jilid II, tentang subjek pewartaan keselamatan yakni para rohaniawan (paus, roahaniawan/wati, ordo-ordo pengemis), yang walaupun pada dasarnya misi merupakan tanggung jawab semua orang.
Menurut pemahamannya misi ditujukan kapada orang bukan Katolik (heretik, schismatik) dan bukan orang kristen (islam, yahudi, dll) demi keselamatan mereka. Dalam hal ini kedua golongan itu (Non-katolik dan Non-kristen) dilihat sebagai “objek misi” yang harus didatangi oleh “objek misi” yakni rohaniawan tadi yang didasarkan pada hakikat Trinitas sehingga bercorak trinitas dan mempunyai dampak keluar demi penebusan.
2. Thomas Ohm
Beliau seorang teolog dari Jerman (1892-1962). Thomas melihat misi itu sebagai karya Roh Kudus, sehingga misi ini dilihat sebagai kegiatan gereja yang bersumber pada Allah dan kehendak penyelamatanNya yang ia sebut dengan pengutusan “Sang Sabda” yang menjadi daging sebagai cikal bakal misi yang dilihatnya sebagai karya Roh Kudus secara teologis merupakan karya bersama Allah Tritunggal. Menurutnya Misi sebagai karya manusia,Gereja. Atau para misionaris adalah sekunder.
Thomas Ohm (pelopor), menemukan pengertian misi di dalam “perintah perutusan” untuk memberi dasar biblis pada karya misi Gereja (bagi kita) yang dirincih dari Matius 28:18-20:
a. Perutusan duta-duta iman Kristen kepada orang-orang bukanKristen,
b. Menjadikan orang murid (Kristus),
c. Hasil karya ini menjadi murid,
d. Tujuannya dunia Non-kristen.
Dari pengertian yang beliau dapat disimpulkan bahwa misi hanya pada pengutusan duta-duta iman dan mengkristenkan manusia yang belum dijangkau oleh Sang Sabda. Ia melihat misi sebagai proses pembentukan “suasana” Kristen dantidak sebagai lingkup geografis. Jadi misi menurutnya adalah “pengkristenan”.
3. Walter Kasper
Seorang teolog dari Jerman. Dalam pandangannya, beliau melihat dasar kritologis sebagai karya misi Gereja. Kristus merupakan jalan keselamatan itu sendiri, karena Ia(Kristus) adalah wahyu Allah sehingga merupakan “Sakramen Perdana”.
Yesus Kristus adalah asal dan tujuan dari segalanya, oleh karena itu menjadi dasar dan isi dari karya misioner Gereja. Jadi langkah-langkah karya misi itu harusnya:
a. Kesaksian mengenai cinta kasih Kristus,
b. Pewartaan Injil dan perhimpunan jemaat Allah.
c. Pembangunan persekutuan kristen.
Bagi Kasper, agama kristen harus menjadi inklusif dan sekaligus eksklusif dalam menjalankan misi itu. Dengan demikian karya misi Gereja harus tetap menunjukkan bahwa Yesus Kristus dan karyaNya yang ia layani adalah puncak dari pewahyuan Diri Allah kepada manusia.
4. Karl Rahner
Beliau seorang teolog dari Jerman. Beliau mengkritik keselamatan setiap individu (bagi yang mengalami misi gereja) tetapi keselamatan Kristus itu bersifat universal.
Tugas misioner merupakan kewajiban hukum ilahi(kewajiban dasar umat Kristen).
Menurut pandangannya misi merupakan perutusan Gereja dalam anonimitas karya rahmat Allah didalam diri orang-orang bukan kristen bahwa kristus menampilkan kehadiran inkarnasi-Nya yang serba baru di dalam Dunia.
5. Georg F. Vicedom
Beliau seorang misiolog dari Jerman (1903-1974). Beliau mengkritik pendasaran apologetis misi sebagai suatu “karya khusus” Allah dan juga kesekunderan tugas gereja, melainkan lebih pada Kekuasaan Allah(keselamatan demi penebusan manusia), Allah adalah satu-satunya yang menangani karya misi(missio Dei), disini gereja sebagai sarana pewartaan karya penyelamatan, jadi peran gereja sangat minim.
6. John Hick
Beliau seorang teolog sekaligus juga seorang filsuf. Dia seorang beraliran “pluralistis-teosentris, yang memiliki pandangan bercorak “teistis-teosentri” dan mengambil dasar ajarannya pada universalitas penyelamatan Allah. Beliau melihat eksistensi Yesus dari Nasaret sebagai penjelmaan Diri Allah bahkan inkarnasi sebagai suatu ungkapan metaforis hubungan manusia dengan Allah. Beliau melihat kristianitas sebagai iman yang historis, bukan hanya milik agama kristen. Oleh sebab itu karya misionaris merupakan proses doalog antaragama untuk melengkapi nilai-nilai ilahi. Dengan demikian misi berarti membawa unsur-unsur penting keselamatan akhir ke dalam kehidupan dunia masa kini.
Hick melihat bahwa dalam dialog untuk melengkapi kebenaran-kebenaran ilahi tidak boleh diabaikan peranan mitologi agama dan mitos dalam agama-agama karena tujuan akhir dari mitologi agama adalah ”Yang Transenden”. Jadi mitos merupakan kenyatan dari pengalaman akan rahasia ilahi, walaupun mitos tidak identik dengan realitas.
Terimakasih Telah Berkunjung di Philogos
Terimakasih Telah Berkunjung di Philogos
0 Response to "Pandangan Para Ahli Tentang Misi Gereja"
Post a Comment
Anda Sopan...!, Kami Pun Segan