Translate

Khotbah Berjalan Bersama KRISTUS

BERJALAN BERSAMA KRISTUS YANG BANGKIT

Khotbah Berjalan Bersama KRISTUS

( LUKAS 24:13-35 )

Berjalan Bersama Kristus Yang Bangkit dekat Dimata, Jauh Dihati
Perjalanan dua orang murid ke Emaus mungkin hanya satu dari sekian banyak perjalanan atau kehidupan serupa yang sering terlihat dalam kehidupan para murid lainnya, maupun dalam kehidupan orang-orang beriman. Tuhan begitu dekat dengan mereka, berbicara dan berjalan dengan mereka, namun dimata mereka Tuhan tak lebih dari seorang asing yang baru pertama kali hadir bersama dengan mereka (ay. 18 : “ Adakah engkau satu-satunya orang asing … ?”). Mereka tidak mampu mengenal setiap kata-kata atau sapaan Tuhan!
Ini bukan hal yang pertama kali terjadi! Ketika Yesus meredakan angin ribut, para murid pun berada dalam ketidakmampuan untuk mengenal siapa Tuhan ( Luk. 8 : 22-25). Mereka berlayar bersama dengan seorang Juruslamat, Sang sumber kehidupan, yang dihadapan mereka pernah membangkitkan seorang anak muda yang di Nain. Namun ketika angin ribut datang, mereka justru berteriak panik pada Sumber kehidupan : “kita binasa!”  Dan ketika angin serta laut tenang,  mereka bertanya : “ Siapakah gerangan orang ini ?” (Luk. 8 : 25). Begitu ironis! Begitu dekat di mata, ternyata tidak langsung dekat di hati.
Kehidupan para murid terkadang mengingatkan kita pada kehidupan permainan anak kecil. Dua anak kecil yang baru bertemu, dapat seketika menjadi akrab, bermain bersama dari pagi hingga malam. Namun ketika ditanya, “ Siapa nama teman barumu tadi ?”, kemungkinan besar ia akan menjawab, ”tidak tahu”!

Mengapa Tuhan Terasa Asing ?
Jelas terlihat betapa para murid begitu sulit mengenali Tuhan! Meskipun Tuhan Yesus sudah menjelaskan panjang lebar tentang Mesias yang harus menderita untuk masuk dalam kemuliaan-Nya. (band. aYat 27), mereka tetap saja tidak mengenal Tuhan, bahkan dalam perikop selanjutnya (Luk. 24: 39) kaki dan tangan yang terpaku ternyata tidak cukup untuk menghapus keraguan para murid. Lebih jauh, bahkan Tuhan Yesus harus makan ikan goreng dihadapan mereka guna meyakinkan mereka (Luk. 24:42-43). Yang lalu jadi persoalan : Mengapa mereka begitu sulit mengenal Tuhan ? Kata-kata para murid dalam ay. 21 mungkin bisa menjelaskan hal tersebut : “ Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang akan datang membebaskan bangsa Israel!” Penjelasan Tuhan Yesus, bahwa seorang Mesias harus menderita untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya, jelas bukan hal yang bisa diterima oleh mereka. Mereka punya paham dan keyakinan sendiri tentang Mesias. Murid-murid sulit untuk mengenali Tuhan, sebab seluruh kehidupan, rencana dan pikiran mereka tidak pernah ditempatkan dalam kehendak dan karya Allah sendiri. Rencana Tuhan terasa asing, sebab memang tidak ada keinginan yang kuat untuk memahami dan menerima rencana Tuhan tersebut. Yang ada, ialah mendengar dan menuruti suara hati sendiri, meskipun itu mungkin berbeda dengan maksud dan rencana Tuhan! Terkait dengan tujuan yang dikemukakan dalam membangun jemaat, iman mungkin dapat diartikan sebagai upaya untuk memahami dan mengenali karya Tuhan dengan keterbukaan  diri sepenuhnya pada suara dan kehadiran Tuhan sendiri.

“ Ketahuilah, Aku Berjalan Bersamamu!”
Ketika murid berada dalam ketidak-mampu-an untuk mengenali Tuhan, satu hal penting yang diperhatikan, adalah kesetiaan Tuhan untuk  tetap berjalan , bahkan tinggal bersama dengan mereka. Tuhan tidak lalu menjadi gusar dan meninggalkan mereka karena kebodohan mereka, tetapi Tuhan tetap hadir menemani mereka. Tuhan tetap berusaha meyakinkan mereka dengan cara tetap tinggal bersama dengan mereka. Apa yang terlihat disini ? Yang terlihat adalah keinginan Tuhan, agar setiap murid tahu, bahwa Ia ada bersama dengan mereka dan berjalan bersama dengan mereka. Tuhan mau agar setiap murid bisa merasakan kehadiran-Nya dan sebaliknya, Ia tentu tidak ingin, jikalau murid-murid merasa seorang diri dalam menjalani kehidupannya ( bisa dikembangkan lebih jauh dengan pengalaman hidup sehari-hari). Janji-janji Tuhan tentang penyertaan-Nya tentu dapat makin menegaskan hal tersebut.

Bagaimana Tuhan meyakinkan mereka ? Yang Tuhan Yesus  lakukan adalah duduk makan sambil memecahkan roti dan mengucapkan berkat. Yang Ia lakukan ialah membuka kembali kebiasaan dan pengalaman para murid bersama dengan Tuhan, dimana Tuhan tidak hanya berlaku sebagai seorang Guru, tetapi juga sebagai Pelayan  bagi para murid. Kata-kata mungkin sulit untuk membuat para murid yakin, tetapi sesungguhnya banyak pengalaman hidup bersama dengan Tuhan yang dapat membuat para murid bisa mengenal Tuhan yang logis dan sepenuhnya masuk akal, tetapi itu bukan berarti kehadiran-Nya tidak bisa dirasakan. Para murid diajak untuk kembali perjalanan kehidupan mereka. Di sejumlah titik waktu, sesungguhnya ada saat-saat indah dimana Tuhan sedang duduk bersama dengan kita, dan dengan setia memecah-mecahkan roti untuk kita.
Yang lalu kemudian menjadi persoalan adalah : seberapa jauh hati kita peka dan terbuka untuk merasakan kehadiran Tuhan  ?

 BERJALAN BERSAMA KRISTUS YANG BANGKIT  ( LUKAS 24:13-35 )

POLITIK UANG MENDATANGKAN AIB DAN BENCANA

Beberapa Pokok Pikiran / Penjelasan :

1. Memperhatikan isi prikop pembacaan Mat. 28 : 11 – 15 kami mengusulkan judul “ Berita Kebangkitan Tidak Dapat Di Hambat”.

Uang adalah salah satu faktor yang dapat menghambat pemberitaan kebenaran firman Allah termasuk berita kebangkitan Yesus, dimana karena uang orang dapat memutar balikkan fakta kebenaran itu, walaupun uang itu sendiri bukanlah dosa jika itu diterima sebagai berkat Tuhan dan digunakan dengan baik untuk kepentingan umat manusia dan untuk kemuliaan Tuhan.

2. Berita kebangkitan adalah suatu peristiwa baru yang tak lazim terjadi, sehingga meragukan banyak orang, begitu sulit diterima / dimengerti oleh masyarakat bahkan dianggap sebagai sesuatu yang mustahil / tidak mungkin.

3. Politik selalu / lebih banyak dikonotasokan jelek atau jahat oleh banyak orangbahkan dianggap tabuh dalam kehidupan bergereja, padahal jika kita kembali ke akar kata / pemahaman dasar politik itu sendiri sebenarnya baik / positif. Sebab politik itu berarti strategi atau dapat dikatakan suatu pola dalam mencapai suatu tujuan termasuk pelayanan. Namun praktek dalam berpolitik inilah yang seringkali salah atau lebih dikenal Politik Praktis, dimana dalam pengalaman seringkali kebenaran itu dibelokkan karena kepentingan. Berdasarkan pengalaman seperti inilah sehingga orang mengkonotasikan / mengindentikkan politik itu busuk atau jahat.

4. Yesus benar-benar telah bangkit, hal inilah yang membuat penguasa resah dan takut sebab dengan kebangkitan-Nya Yesus semakin Populer dikalangan banyak orang bahwa Dia benar-benar Allah dan Dialah Raja yang patut di sembah. Penguasa merasa terancam bahwa masyarakat akan berpaling dan tiodaka lagi mendengarkan mereka. Oleh karena itu berita kebangkitan Yesus harus dihambat ( fakta diputarbalikkan ) dengan memberikan sejumlah uang kepada serdadu.

5. Banyak orang seringkali membohongi hati nuraninya dengan memutarbalikkan kebenaran demi kepentingannya, seperti yang terjadi pada serdadu-serdadu. Demikian juga dalam kehidupan masyarakat kita hal ini begitu banyak terjadi bahkan bukan tidak mungkin sikap seperti ini merambat kedalam gereja.

6. Berita kebenaran firman Allah termasuk berita kebangkitan tidaka dapat dihambat oleh apapun termasuk uang. Allah kita adalah Allah yang Maha Kuasa dan dapat melakukan segala perkara. Dunia tidak kuasa / tidak mampu membungkam berita kebangkitan Tuhan Yesus seperti yang dilakukan oleh para Mahkamah Agama, para serdadu yang tidak dapat membelokkan fakta kebangkitan itu dan pada akhirnya semua orang / dunia tahu bahwa Yesus telah bangkit.

7. Dengan demikian jelas tugas kita sebagai orang-orang yang percaya dan meyakini tentang kebangkitan Yesus harus terus menerus mengobarkan semangat Paskah / kebangkitan seluruh dunia sebab Ia sendiri memampukan dan menyertai kita sampai akhir zaman ( Mat. 28:20 b). Kita telah dipilih dan diutus kedalam dunia untuk menjadi saksi-saksi kebenaran tentang firman-Nya (Mat. 10:16 ; Yoh. 20:21).

POLITIK UANG MENDATANGKAN AIB DAN BENCANA

(Umpa’budai doi’ umpa’budai tu katune sia kasanggangan)

Pembacaan : Matius 28 :11-15; nats : ayat 12-13

Latar belakang :

Imam-imam kepala da tua-tua Yahudi adalah orang yang selalu berupaya mencekal penyebaran agama Yesus. Mereka tidak menginginkan kepopuleran Yesus. Yesus dilihat sebagai ancaman bagi posisi, jabatan dan populartitas mereka. Oleh karena itu kematian Yesus menjadi sebuah peristiwa yang melegahkan hati mereka. Tetapi ketika pera penjaga kubur menceritakan sebuah kenyataan yang mereka saksikan (28:2-7), imam-imam kepala dan tua-tua itu kaget dan merasa terancam lagi. Mereka tahu bahwa para penjaga berkata jujur sesuai segala yang terjadi (28:11). Peristiwa kebangkitan Yesus yang disaksikan langsung oleh para penjaga itu bagi para imam kepala dan tua-tua, harus segera dihentikan. Mulailah politik uang terjadi untuk membungkam kebenaran itu. (28:12-13).

Garis Besar Khotbah:

1. Baru belakangan ini hal supaya menyuap dengan istilah “politik uang”, khususnya yang berhubung dengan masalah politik. Itu banyak terjadi ketika diadakan pemilihan untuk suatu jabatan/posisi penting. Apalagi di masa pemilihan umum seperti saat sekarang ini. 
Matius 28 :11-15 mengisahkan bahwa juga di sekitar kebangkitan yesus terjadi politik uang itu. Imam-imam kepala dan tua-tua Yahudi merasa terancam oleh peristiwa kebangkitan Yesus khusus
snya menyangkut posisi dan jabatan mereka yang sangat berpengaruh dalam masyarakat. Kalau berita kebangkitan Yesus itu dibiarkan maka habislah mereka. Rakyat tidak akan peduli lagi terhadap mereka. Oleh karena itu, para penjaga kubur (serdadu-serdadu) yang menyaksikan langsung peristiwa itu harus “dicuci” otaknya (disuruh membohongi kata hatinya) dan kebenaran peristiwa itu. Kebenaran kebangkitan Yesus yang mereka lihat harus dikatakan sebagai ulah murid-murid Yesus yang datang malam-malam mencuri mayat Yesus yang mereka tidak lihat (sedang tidur). Cara untuk merubah pikiran dan kesaksian para serdadu itu ialah dengan memberikan sejumlah besar uang (28:12). Jadi politik uang ialah upaya memperoleh posisi dengan cara memberikan sejumlah uang kepada orang lain yang mampu mendukung posisi itu – membeli kedudukan dengan popularitas.

2. Akibatnya para serdadu yang tadinya mau mengatakan kebenaran dan bercerita apa adanya, akhirnya bungkam seribu bahasa karena uang yang banyak itu. Jadi rupanya uang dapat dan gampang sekali untuk menutupi kebenaran, membelokkan keadilan, dan bahkan membuat orang membohongi kata hatinya. Kalau begitu yang terjadi dalam masyarakat, pasti masyarakat tidak akan pernah sejahtera.

3. Dengan demikian politik uang akan selalu mendatangkan bencana dan aib. Karena itu harus dijauhi. Caranya ialah kalau kita sungguh-sungguh setia kepada Kristus maka kita mesti mengatakan yang benar, membangun kehidupan politik yang jujur, adil serta bebas dalam mengatakan dan melakukan kebenaran sesuai hati nurani.

Subscribe to receive free email updates: